Langsung ke konten utama
Panduan Membuat Website 728x90

Menyapa Keelokan Alam Talang



Jenuh dengan suasana perkotaan yang hiruk pikuk dengan kesibukan yang tiada habisnya. Akhirnya di moment Bulan Ramadhan tahun 2016 silam saya memutuskan kembali ke kampung halaman. Setelah mencoba mengejar ambisi yang tak kunjung tercapai, saya memutuskan untuk berbalik arah dan kembali menetap disini.

Seperti robot... itu yang saya rasakan. Harus berangkat kerja sebelum matahari terbit dan kembali ke rumah disaat matahari sudah kembali ke peraduannya, bahkan nyaris terbit lagi. Bayangkan saja saya harusberangkat pukul 5.00 pagi dari Mampang Prapatan, Jakarta Selatan menuju tempat aktivitas saya yang berada di Cengkareng, Jakarta Barat. Kebayang gimana saya harus berdesak-desakan di Busway dan berpindah dari satu halte ke halte lain.  Belum lagi harus berhadapan dengan segala kemacetan, polusi, kebisingan dan seabrek masalah lainnya yang ada diperkotaan.

Sungguh sangat bersyukur ketika pertama kali kembali menginjakkan kaki di Kampung halaman. Segala beban sirna seketika ketika tahu bisa kembali dekat dengan keluarga. Makanan ? jangan ditanya... salah satau hal yang paling dikangenin ketika berada di rantau adalah makanan khas dari daerah sendiri. Banyak sich yang ngaku-ngakunya nasi Padang, tapi kenapa rasanya nggak ngena ya??? Hehehe...

Satu hal lainnya yang paling saya rindukan yakni berkumpul dengan teman-teman lama. Bercengkrama bersama dan seperti biasa kalo sudah ngumpul kami pasti akan membicarakan tempat mana lagi yang akan kami jelajahi bersama. Karena memang begitu cara kami mengisi waktu luang. Bersantai menikmati alam yang hampir satu tahun tidak saya rasakan. Akhirnya... bisa juga melepaskan penat di alam bebas.
Diputuskan untuk perjalanan kali ini kami akan mendaki Gunung Talang yang terletak di Solok Selatan. Jujur ini pengalaman pertama saya untuk mendaki gunung. Karena dari dulu palingan kami hanya menikmati alam dengan trekking menuju kawasan air terjun ataupun dengan camping di pulau-pulau atau pantai. Rasa penasaran tentu ada, karena akan menjadi pengalaman yang berbeda tentunya. 

Seperti biasa keberangkatan kita mulai di hari Sabtu. Maklum, karena beberapa diantara kami adalah pegawai kantoran. Sehingga memang paling pas untuk melakukan perjalanan ini di akhir pekan, agar semua bisa terlibat. Karena kalo jalan-jalan begini makin rame makin asyik... ya nggak???
Semalam sebelumnya ada diantara kami yang sudah mengatur untuk penjemputan perlengkapan camping di tempat penyewaan. Mulai dari tenda, kerel, Botol minum dan segala kelengkapan lainnya sudah tersedia di satu tempat penyewaan, sehingga tidak perlu lagi mencari kesana kemari.

Pagi Sabtu menjelang dengan cuaca yang agak mendung. Namun tak menyurutkan hasrat kami untuk melakukan camping di Gunung Talang. Kami berkumpul disatu lokasi dan menyiapakan segala kebutuhan yang diperlukan dalam perjalanan ini. Setelah semua siap, kami mulai berangkat dengan mengendarai 5 motor. Masing-masing sepeda motor  dinaiki oleh dua orang.

Perjalanan dimulai dengan mencari tempat sarapan terlebih dahulu. Memang kami belum sarapan di pagi ini dikarenakan harus bersegera menuju lokasi yang menjadi tujuan. Agar tidak terjadi apa-apa nantinya selama perjalanan. Sedikit gambaran rute yang nantinya akan kami tempuh lebih kurang 1,5 jam perjalanan motor dan 5 jam berjalan kaki menuju cadas Gunung Talang. Bisa dibayangkan kalo belum mengisi bahan bakar selama perjalanan. Tepar... Tepar dech!!!

Sarapan selesai perjalanan dilanjutkan dengan melewati kawasan Padang Panjang hingga terus melewati Danau Singkarak. Sepanjang perjalanan mata kami dimanjakan oleh hamparan danau yang membiru serta pegunungan yang menjulang tinggi di sekitarnya.

Selain itu disekitaran danau Singkarak ini akan banyak ditemukan toko-toko boneka di kiri kanan sepanjang Jalan. Dikarenakan kawasan Singkarak ini merupakan sentra Kapas yang ada di Sumatera Barat. Jadi boneka-boneka lucu akan menjadi keunikan tersendiri pemandangan yang bisa dinikmati di Sepanjang Danau Singkarak.



Perjalanan dilanjutkan hingga kami tiba di posko pendakian  Gunung Talang. Seperti halnya posko-posko yang ada. Kami harus mendaftarkan nama dan barang bawaan terlebih dahulu. Serta membayar retribusi parkir selama kami melakukan perjalanan pendakian ini. Setelah urusan administrasi selesai dan nama dari salah satu PIC telah ditinggalkan di Posko, kami berangkat memulai petualangan ini.

Lebih kurang 15 menit berjalan, kami menemukan gardu yang bertuliskan “Selamat datang Di Gunung Talang”. Tak lupa momen ini diabadikan sebelum melanjutkan perjalanan. WOW!!! Pemandangan disini memang sangat indah. Dikiri dan kanan selama perjalanan terhampar perkebunan teh yang luas. Sejuknya udara ditambah lagi pemandangan Kebun Teh yang menghijau membuat fikiran lebih rileks dan berhasil membuat kami melepaskan kepenatan yang ada. Padahal ini baru awal lo... Tak sabar kami melanjutkan perjalanan sambil bercerita satu sama lain untuk mengisi waktu selama perjalanan ini.

Sesekali kami menyapa petani Teh yang mayoritas merupakan ibu-ibu warga setempat yang tengah bekerja memetik teh. Mereka membalas sapaan kami dengan penuh kehangatan... Ka Kamandaki jo hujan-hujan bantuak ko!!! (Mau tetap mendaki dicuaca hujan begini) Salah satu petani menyapa kami dengan lantangnya. Karena memang jarak kami dengan mereka cukup jauh. 

Cuaca memang agak kurang bersahabat. Di sepanjang jalanpun kami memang sempat harus berhenti dikarenakan hujan yang lumayan deras. Namun apa mau dikata. Segala persiapan telah dilakukan, nggak mungkin rasanya harus kembali pulang. Bahkan dari tempat kami berdiri, puncak gunung talangpun tidak terlihat karena tertutup oleh awan tebal. 

Sampai akhirnya kami harus beristirahat dulu di salah satu warung kopi yang berada di kaki gunung ini. Disini kami melepaskan diri dari kerel yang begitu berat dan menikmati makan siang, ngopi-ngopi hingga menunaikan Ibadah Sholat Zuhur. Sedang sibuk bercengkrama, kami didatangi salah satu Ranger Gunung Talang dan sedikit berbagi pengalaman mendaki Gunung ini. Dia juga meminta salah satu diantara kami untuk menyimpan nomornya jikalau nanti terjadi apa-apa selama perjalanan. Dia juga mengingatkan untuk selalu menjaga kebersihan dan segala sampah yang ada nantinya dibawa turun kembali. "Jangan buang sampah sembarangan".

Setelah bercakap-cakap dan beristirahat perjalananpun kami lanjutkan. Seingat saya waktu itu pukul 13.30 WIB dan kami masih berada disini. Entah jam berapa kami akan berada di cadas Gunung Talang ini. Mengingat waktu perjalanan nantinya akan memakan waktu lebih kurang 3 – 4 jam lagi. Ranger gunung sebelumnya sudah mengingatkan kami kalau nantinya nggak jauh dari posko ini bakal ada pendakian yang cukup terjal. Sehingga diharapkan kehati-hatiannya. Bahkan menurut ceritanya ada pendaki yang sempat trauma dan memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanannya ketika melewati pendakian ini. Memang benar pendakiannya cukup terjal, sehingga menguras tenaga. Saya dan teman-teman memutuskan untuk berhenti sejenak sambil melihat view ke arah bawah. Pemandangan yang ada disini sangat indah. Terlihat kebun teh yang tertata rapi dari kejauhan.

Selesai menikmati pemandangan yang ada, perjalanan kembali dilanjutkan. Benar saja ternyata hujan kembali mengguyur sepanjang perjalanan ini. Untungnya kita semua membawa mantel yang sempat dibeli saat mengendarai motor. Mantel-mantel yang terbuat dari plastik yang ada di pinggir-pinggir jalan. Lumayan biar nggak basah-basah banget.

Saya yang agak sedikit kerepotan karena salah kostum. Karena belum pernah mendaki gunung, menggunakan dua celana panjang yang berlapis. Sehingga agak sedikit membuat langkah terhambat. Saya fikir dikarenakan udara sangat dingin alangkah baiknya menggunkan double celana panjang biar nggak masuk angin. Eh ternyata ini bikin langkah saya jadi terbatas dan sesekali butuh dorongan dari teman-teman yang ada di belakang agar saya bisa menaiki pendakian demi pendakian yang ada.

Hujan terus mengguyur. Untungnya tidak lebat tapi merata disepanjang perjalanan menuju puncak gunung. Sendal yang katanya sendal gunungpun tidak mempan melewati medan yang ada. Keselip, terpeleset dan jatuh sudah menjadi hal yang biasa dalam perjalanan Apalagi disaat becek ini. Hingga akhirnya saya menggunakan sepatu Boat milik salah satu teman perjalanan  yang kebetulan saat itu dia membawa sepasang cadangan sepatu. Sedikit tertolong dan perjalananpun terus berlanjut hingga terkadang kami harus berhenti dan beristirahat untuk minum.

Kami saling mengingatkan satu sama lain agar tidak berlama-lama beristirahat Agar bisa sampai sebelum matahari tenggelam. Enaknya berjalan di alam bebas ya begini. Apalagi kalau bersama teman. Suka dan dukanya kami nikmati bersama hingga akhirnya kami mencapai Cadas Gunung Talang Pukul 18.30 WIB. Langitpun mulai gelap dan udara disini sangat dingin sekali. Air untuk mencuci kaki terasa seperti air es. Bisa dibayangkan gimana dinginnya keadaan tempat kami camping malam itu?

Sebelum hari semakin gelap kami mencari spot untuk mendirikan tenda. 4 tenda yang ada pada saat itu. 3 tenda diisi gerombolan cowok-cowok ketce... menurut kami sech... kami cukup ketce hahah... dan satu lagi diisi oleh suci, teman cewek yang nggak pernah mau ketinggalan untuk selalu ikut dalam setiap perjalanan yang ekstrim. Tenda selesai dipasang dan kamipun sedikit berleha-leha di tenda masing-masing. 

Jujur dimalam itu saya nggak sanggup untuk keluar dari tenda. Padahal teman-teman yang lain sudah menyuruh saya keluar dan merekapun mengisi waktu dengan membuat unggun dan bernyanyi-nyanyi dengan gitar sambil menikmati cemilan yang sudah dibeli di malam sebelumnya. Namun entah kenapa sesampainya di kemah ini perut saya melintir dan badan terasa dingin. Daripada harus kedinginan di luar tenda. Saya memutuskan untuk tidur-tiduran saja di dalam tenda. Lagian juga nggak bisa menikmati pemandangan apa-apa diluar sana.

Setelah rangkaian acara demi acara selesai. Akhirnya kami beristirahat lebih cepat. Mengingat keesokan pagi ingin menikmati sunrise di puncak Gunung. Tapi apa mau dikata. Hujan ternyata nggak kunjung berhenti hselama kami berada disana. Hingga impian untuk melihat matahari terbit harus kami kubur dalam-dalam dan biarkan menjadi kenangan... asikkk!!!

Sirna sudah harapan ingin berfoto di Puncak Gunung Talang. Apa mau dikata, yang namanya berjalan di alam bebas pasti begini. Kalau lagi untung bisa menikmati pemandangannya. Kalau nggak beruntung ya bisa nikmati hujannya. Semua bisa dinikmati. Nggak ada yang perlu disesali ya kan???

Kegiatan kami akhirnya diisi dengan merebus mie instant dan menyeduh kopi agar tubuh menjadi lebih hangat. Saat semua sudah kenyang, kami menyempatkan diri untuk menikmati pemandangan kabut yang ada. Hingga akhirnya Suci disuruh untuk masuk kesalah satu tenda yang ada dan ternyata saat dibuka bergema ucapan...

Happy Birthday!!!! Happy Birthday!!! Happy Birthday To You!!!



Nggak beberapa hari lagi memang Suci akan berulang tahun yang Ke 28 dan disini kami merayakannya secara sederhaaa. Dengan bolu yang dilumeri pasta coklat dan sedikit serbuk gula mempercantik bentuk kue ulang tahu yang sudah agak mengeras dikarenakan diterpa cuaca dingin selama semalaman. Ngak lupa tingkah-tingkah usil melumuri mukanya dengan pasta coklatpun tidak bisa terelakkan.

Usai berbenah dan merapikan segala tenda dan peralatan yang ada dengan berat hati kami meninggalkan cadas Gunung Talang ini. Memang akhirnya kami tidak bisa menuju puncak dikarenakan hingga pukul 11.00 siang hujan tak kunjung reda. Akhirnya kami harus berbenah dan segera meninggalkan tempat ini. Mengingat perjalanan kebawah juga akan menempuh waktu yang panjang. Hujanpun harus kami tempuh dan perlahan tapi pasti menyusuri kembali perjalanan yang dipenuhi dengan genangan air dan bebatuan licin yang merupakan imbas dari hujan yang awet nggak ada matinya ini.

Berniat pastinya suatu saat nanti bisa kembali menyapa keindahan Si gunung yang cantik ini, tentunya harus bisa sampai di puncaknya. Karena memang perjalanan kali ini kami belum berhasil menginjakkan kaki di Puncak tertingginya. Namun tetap perjalanan ini begitu manis untuk dilupakan dan berharap perjalanan lain nantinya akan lebih indah kedepannya.



Easy Import From China 336 x 280

Komentar

InstaBIZ

Rekomendasi Untuk Anda

Danau Unik Primadona Nagari Kamang

Dikenal dengan nama Danau Tarusan Kamang . Lokasi berada di Jorong Babukik dan Jorong Halalang, Nagari Kamang Mudiak , Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam Sumatera Barat. Kenapa Tarusan Kamang disebut unik??? Apa sih hal yang istimewa dari danau ini?? Tarusan Kamang hanya digenangi air pada musim-musim tertentu saja, terutama pada saat musim hujan. Volume air meningkat dan kedalamaannya bisa mencapai 4-6 M. Tapi jangan heran, apabila musim kemarau melanda, lokasi ini akan berubah menjadi lapangan rumput yang sangat luas, unik bukan??? Belakangan memang Tarusan Kamang menjadi buah bibir para pengguna media sosial / netizen yang banyak memposting gambar-gambar mereka. Sehingga mengangkat keberadaan objek wisata musiman ini. Ngak heran kalo tempat ini akhirnya banyak dijadikan orang untuk tempat rekreasi. Namun masih banyak juga orang-orang atau bahkan warga sekitar yang belum menyadari keberadaannya. Sambil menikmati pemandangan yang menyejukan mata, sesekali ki...

Marketing Consultant Asuransi Sinar Mas Bukittinggi

Konsultasi seputar asuransi kerugian : - Asuransi Kendaraan - Asuransi Kebakaran - Asuransi Property All Risk - Asuransi Kecelakaan Diri - Asuransi Kecelakaan Diri Siswa - Asuransi Perjalanan (Domestic / Overseas) - Asuransi Pengangkutan / Cargo - Asuransi Hole In One (Golf Insurance) - Asuransi Kesehatan - dll Bisa menghubungi : Wawan MJ Marketing Consultant Asuransi Sinar Mas Bukittinggi 082386458987 (WA/Telp)

Fun Tubing Di Kincia Kamba Tigo

A khir pekan... Yes!!! Berakhir pekan sambil menikmati keindahan alam adalah hal yang paling dinantikan. Apalagi kalau menikmatinya dengan rekan-rekan sekantor. pastinya ketegangan dan segala percekcokan yang ada di jam kerja bisa kembali cair dengan kegiatan ini. kali ini saya ingin sedikit share pengalaman seru menikmati keindahan alam yang ada di di Kincia Kamba Tigo yang berada di Simawang, Rambatan, Kabupaten Tanah Datar. View this post on Instagram A post shared by Wawan MJ (@wawanmj_) on Mar 1, 2019 at 11:01pm PST Bagaimana keseruan perjalanan kami selanjutnya... bisa disimak juga di Youtube Channel Berikut ini :

Minggu Pagi Di Pasar Digital Kubu Gadang

Menghilangkan kejenuhan dari rutinitas harian dengan berwisata ke daerah Pedesaan di akhir pekan merupakan hal yang sangat menyenangkan. Apalagi jika bisa menikmatinya dengan cara yang unik dan berbeda. Desa Wisata Kubu Gadang menawarkan pengalaman berwisata yang berbeda. Dimana selain berlatarkan keindahan hamparan sawah yang menghijau serta pegunungan yang menjulang tinggi, pengunjung akan digiring menyusuri perjalanan dengan nuansa jaman dahulu kala. Saat memasuki lokasi pasar, pengunjung harus menukarkan uang (pitih) terlebih dahulu. Uang-uang ini berupa koin-koin kayu dengan nilai beragam. Mulai dari 2 (Piah), 5 (MOS), 10 (sapiak), 20 (Duo Piak). Nantinya uang-uang inilah yang akan digunakan sebagai alat  pembayaran untuk setiap transaksi belanja di stan-stan yang tersedia. Berbagai kuliner tradisional minang yang terkadang sudah susah ditemukan di pasar-pasar juga ada disini. Sebut saja oyak-oyak (ongol-ongol), lompong sagu, roti gabin, lam...

Hi, Apa Kabar 2021?

Hi, Apa Kabar 2021? Mudah-mudahan masih dalam keadaan yang luar biasa.  Apalagi kita tahu setahun kebelakang merupakan hari-hari yang cukup berat untuk dilalui. Banyak perubahan drastis di hidup kita yang mungkin tak pernah terbayangkan. Hi, Apa Kabar 2021? Masih bisa tersenyum di pagi ini saja itu tandanya kita masih diberi limpahan rahmat oleh-Nya. Hal inipun pastinya jadi satu alasan untuk kita agar tetap bersyukur masih diberi nafas hingga saat ini. Hi, Apa Kabar 2021? Masih mau mengeluh? Coba pikirkan lagi tentang segala hal yang masih bisa kita nikmati hingga saat ini, yang mungkin banyak orang diluar sana menginginkan posisi yang sekarang sedang kita tempati. Hi, Apa Kabar 2021? Menulis resolusi terasa berat apalagi jika tahu setahun kebelakang segala perencanaan menjadi ambyar. Dari sini kita mulai sadar bahwa segala sesuatu merupakan kuasa Ilahi. Tentunya dari sini juga kita akhirnya bisa benar-benar memaknai  bahwa " Kita sebagai manusia hanya bisa berencana dan...

Menikmati Pemandangan Indah Takengon Dari Pantan Terong

Selesai menikmati keindahan panorama alam dari Bur Telege . Tanpa menyia-nyiakan waktu, saya dan keluarga memutuskan untuk melihat keindahan kota Takengon yang nggak kalah menarik dari lokasi pertama, yakni Pantan Terong. Untuk menuju objek wisata yang berada di Desa Ulu Nuih, Kecamatan Bebesen, Aceh Tengah ini harus ekstra hati-hati. Karena nantinya kami akan melewati jalan menanjak yang berliku-liku. Trek yang ada benar-benar menguji ketangkasan driver dalam mengendarai mobil. Disini para wisatawan disuguhkan oleh pemandangan Danau Lut Tawar yang dikelilingi oleh perbukitan dan rumah-rumah penduduk. Sungguh mata siapapun yang memandang akan merasa takjub dengan hamparan keindahan alam yang ada. Sebelum menjajali satu demi satu spot yang bisa diabadikan dengan smartphone disini. Kami terlebih dahulu menikmati bekal nasi gurih ditemani beberapa kudapan ringan seperti pulut panggang, tape nasi dan onde-onde yang sudah disiapkan di rumah sebelum keberangkatan kami kesini. Dengan backgro...

Trip To Mandeh (Pulau Marak dan Pulau Setan)

Disini saya masih akan menceritakan keindahan alam Kawasan Mandeh yang tidak ada habis-habisnya. Namun sebelum cerita ini dilanjutkan bagi anda yang belum sempat menikmati perjalanan saya dan rekan-rekan disini. Alangkah baiknya simak cerita-cerita sebelumya di Ondeh Mandeh Rancak Bana dan  cliff Jumping di Sironjong Ketek . Tentunya jangan lupa untuk menikmati moment-moment indah lainnya dari perjalanan di Kawasan Mandeh ini . Pulau Marak Nah selanjutnya saya akan mengajak anda ke Pulau Marak . Untungnya saat kami menginjakkan kaki disini cuaca sangat cerah. Sinar mentari pagi yang terik memancarkan kilauan dari pasir kuning dan air laiut. Saat mulai memasuki kawasan pantai, air laut yang semula berwarna biru tua berganti secara perlahan dengan biru muda yang jernih. Sehingga kami bisa melihat langsung bebatuan dan karang-karang dengan jelas dari kapal. Tujuan utama saya dan rekan-rekan berada disini tak lain dan tak bukan untuk menikmati keindahan alam bawah lau...

Catatan Seorang Penyiar Radio

Banyak orang tentunya terlahir dengan memiliki suara nan indah. Namun banyak juga yang harus bekerja keras untuk memiliki kualitas vocal yang baik untuk menjadi seorang penyiar professional. Radio merupakan media yang hanya bisa didengar. Tentu saja suara merupakan aset terpenting seorang penyiar, yang sekaligus merupakan ujung tombak /  front liner  yang langsung berinteraksi dengan pendengar. Hanya saja menjadi seorang professional tidak cukup hanya bermodal suara emas, tapi juga banyak kriteria lainnya yang harus dimiliki orang-orang yang ingin berkecimpung dalam dunia kepenyiaran. Kira-kira apa saja sih yang dibutuhkan? Penyiar harus memiliki  wawasan  yang luas agar dapat menghidupkan suasana siarannya. Karena biasanya orang-orang pada umumnya menganggap kalo penyiar merupakan sosok pribadi yang serba tahu. Oleh karena itu penyiar dituntut untuk serba tahu dengan permasalahan ter- update. Untuk itu para penyiar dituntut untuk rajin mencari informasi de...

Catatan Si Tukang Jalan (E-Book)

Tukang Jalan, terdengar aneh dan memiliki konotasi yang kurang nyaman bagi orang-orang yang diberi julukan tersebut. Sebab Tukang Jalan sering disangka orang-orang yang suka jalan tak tentu arah. Disini Penulis dan rekan-rekan perjalanan mencoba menepis anggapan itu. Karena dengan berjalan kami bisa banyak belajar, membuka wawasan, melepaskan diri dari kepenatan bahkan bisa mengenalkan potensi wisata yang ada di Indonesia kepada khalayak ramai. Tentunya banyak dari kita yang beranggapan kalau jalan-jalan harus dengan biaya yang mahal. Padahal begitu banyak spot-spot di Indonesia yang bisa dicapai dengan budget minim, bahkan gratis. Kenapa tidak kita manfaatkan kesempatan ini untuk mengeksplorasi kekayaan negeri kita ini. Karena tak kenal maka tak sayang, bukan? Buku " Catatan Si Tukang Jalan" ini bercerita tentang perjalanan Penulis dan rekan-rekan se-perjalanan menyusuri tempat-tempat wisata yang masih belum banyak dikunjungi oleh orang-orang hingga tempat-tempat wisata ya...

Jelajah Wisata Bukik Baka Park Kamang

D ipostingan sebelumnya " Luak Gadang, Spot Wisata Kekinian ", saya sempat berjanji untuk membahas satu spot wisata lainnya yang masih berada di  lokasi yang sama dengan lokasi pertama ini. Oleh karena itu, di tulisan kali ini saya akan share langsung pengalaman menjelajahi Bukik Baka Park. Lokasi masih berada di Jorong Guguak Rang Pisang, Nagari Kamang Ilia, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam. Lokasi ini hanya bisa diakses dengan berjalan kaki. Mulai dari menyusuri dua kolam yang berada di kaki Bukik Baka yang terbelah dengan sebuah pematang bercor semen. Setelah itu dilanjuti dengan melewati trek bebatuan dan jalan tanah hingga keatas bukit. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 30 menit. Sesampainya diatas saya bisa langsung menikmati keindahan alm dari sebagian Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi. Syukurnya cuaca saat saya melakukan perjalanan sangat cerah dan bersahabat. Sehingga bisa terlihat jelas pemandangan dari gunung, sawah, jalan ...
Panduan Dropship 728x90

Popular Posts

Pesona Puncak Kabun Singgalang

Ondeh Mandeh Rancak Bana

Berkunjung Ke Rumah Apung Di Kampung Mandas Taroesan

Berkunjung Ke Penangkaran Penyu Pariaman

MC Di Perhelatan Home Decor Lovers Bukittinggi

Jangan Lewatkan Kenikmatan Teh Talua Kalau Berkunjung Ke Sumatera Barat

Minggu Pagi Di Pasar Digital Kubu Gadang

Best Nine 2019, What's Next in 2020?

Discover Kuala Lumpur In A Day Trip

Berburu Kenikmatan Gulai Itiak Lado Hijau Arva