Langsung ke konten utama

Menyapa Keelokan Alam Talang



Jenuh dengan suasana perkotaan yang hiruk pikuk dengan kesibukan yang tiada habisnya. Akhirnya di moment Bulan Ramadhan tahun 2016 silam saya memutuskan kembali ke kampung halaman. Setelah mencoba mengejar ambisi yang tak kunjung tercapai, saya memutuskan untuk berbalik arah dan kembali menetap disini.

Seperti robot... itu yang saya rasakan. Harus berangkat kerja sebelum matahari terbit dan kembali ke rumah disaat matahari sudah kembali ke peraduannya, bahkan nyaris terbit lagi. Bayangkan saja saya harusberangkat pukul 5.00 pagi dari Mampang Prapatan, Jakarta Selatan menuju tempat aktivitas saya yang berada di Cengkareng, Jakarta Barat. Kebayang gimana saya harus berdesak-desakan di Busway dan berpindah dari satu halte ke halte lain.  Belum lagi harus berhadapan dengan segala kemacetan, polusi, kebisingan dan seabrek masalah lainnya yang ada diperkotaan.

Sungguh sangat bersyukur ketika pertama kali kembali menginjakkan kaki di Kampung halaman. Segala beban sirna seketika ketika tahu bisa kembali dekat dengan keluarga. Makanan ? jangan ditanya... salah satau hal yang paling dikangenin ketika berada di rantau adalah makanan khas dari daerah sendiri. Banyak sich yang ngaku-ngakunya nasi Padang, tapi kenapa rasanya nggak ngena ya??? Hehehe...

Satu hal lainnya yang paling saya rindukan yakni berkumpul dengan teman-teman lama. Bercengkrama bersama dan seperti biasa kalo sudah ngumpul kami pasti akan membicarakan tempat mana lagi yang akan kami jelajahi bersama. Karena memang begitu cara kami mengisi waktu luang. Bersantai menikmati alam yang hampir satu tahun tidak saya rasakan. Akhirnya... bisa juga melepaskan penat di alam bebas.
Diputuskan untuk perjalanan kali ini kami akan mendaki Gunung Talang yang terletak di Solok Selatan. Jujur ini pengalaman pertama saya untuk mendaki gunung. Karena dari dulu palingan kami hanya menikmati alam dengan trekking menuju kawasan air terjun ataupun dengan camping di pulau-pulau atau pantai. Rasa penasaran tentu ada, karena akan menjadi pengalaman yang berbeda tentunya. 

Seperti biasa keberangkatan kita mulai di hari Sabtu. Maklum, karena beberapa diantara kami adalah pegawai kantoran. Sehingga memang paling pas untuk melakukan perjalanan ini di akhir pekan, agar semua bisa terlibat. Karena kalo jalan-jalan begini makin rame makin asyik... ya nggak???
Semalam sebelumnya ada diantara kami yang sudah mengatur untuk penjemputan perlengkapan camping di tempat penyewaan. Mulai dari tenda, kerel, Botol minum dan segala kelengkapan lainnya sudah tersedia di satu tempat penyewaan, sehingga tidak perlu lagi mencari kesana kemari.

Pagi Sabtu menjelang dengan cuaca yang agak mendung. Namun tak menyurutkan hasrat kami untuk melakukan camping di Gunung Talang. Kami berkumpul disatu lokasi dan menyiapakan segala kebutuhan yang diperlukan dalam perjalanan ini. Setelah semua siap, kami mulai berangkat dengan mengendarai 5 motor. Masing-masing sepeda motor  dinaiki oleh dua orang.

Perjalanan dimulai dengan mencari tempat sarapan terlebih dahulu. Memang kami belum sarapan di pagi ini dikarenakan harus bersegera menuju lokasi yang menjadi tujuan. Agar tidak terjadi apa-apa nantinya selama perjalanan. Sedikit gambaran rute yang nantinya akan kami tempuh lebih kurang 1,5 jam perjalanan motor dan 5 jam berjalan kaki menuju cadas Gunung Talang. Bisa dibayangkan kalo belum mengisi bahan bakar selama perjalanan. Tepar... Tepar dech!!!

Sarapan selesai perjalanan dilanjutkan dengan melewati kawasan Padang Panjang hingga terus melewati Danau Singkarak. Sepanjang perjalanan mata kami dimanjakan oleh hamparan danau yang membiru serta pegunungan yang menjulang tinggi di sekitarnya.

Selain itu disekitaran danau Singkarak ini akan banyak ditemukan toko-toko boneka di kiri kanan sepanjang Jalan. Dikarenakan kawasan Singkarak ini merupakan sentra Kapas yang ada di Sumatera Barat. Jadi boneka-boneka lucu akan menjadi keunikan tersendiri pemandangan yang bisa dinikmati di Sepanjang Danau Singkarak.



Perjalanan dilanjutkan hingga kami tiba di posko pendakian  Gunung Talang. Seperti halnya posko-posko yang ada. Kami harus mendaftarkan nama dan barang bawaan terlebih dahulu. Serta membayar retribusi parkir selama kami melakukan perjalanan pendakian ini. Setelah urusan administrasi selesai dan nama dari salah satu PIC telah ditinggalkan di Posko, kami berangkat memulai petualangan ini.

Lebih kurang 15 menit berjalan, kami menemukan gardu yang bertuliskan “Selamat datang Di Gunung Talang”. Tak lupa momen ini diabadikan sebelum melanjutkan perjalanan. WOW!!! Pemandangan disini memang sangat indah. Dikiri dan kanan selama perjalanan terhampar perkebunan teh yang luas. Sejuknya udara ditambah lagi pemandangan Kebun Teh yang menghijau membuat fikiran lebih rileks dan berhasil membuat kami melepaskan kepenatan yang ada. Padahal ini baru awal lo... Tak sabar kami melanjutkan perjalanan sambil bercerita satu sama lain untuk mengisi waktu selama perjalanan ini.

Sesekali kami menyapa petani Teh yang mayoritas merupakan ibu-ibu warga setempat yang tengah bekerja memetik teh. Mereka membalas sapaan kami dengan penuh kehangatan... Ka Kamandaki jo hujan-hujan bantuak ko!!! (Mau tetap mendaki dicuaca hujan begini) Salah satu petani menyapa kami dengan lantangnya. Karena memang jarak kami dengan mereka cukup jauh. 

Cuaca memang agak kurang bersahabat. Di sepanjang jalanpun kami memang sempat harus berhenti dikarenakan hujan yang lumayan deras. Namun apa mau dikata. Segala persiapan telah dilakukan, nggak mungkin rasanya harus kembali pulang. Bahkan dari tempat kami berdiri, puncak gunung talangpun tidak terlihat karena tertutup oleh awan tebal. 

Sampai akhirnya kami harus beristirahat dulu di salah satu warung kopi yang berada di kaki gunung ini. Disini kami melepaskan diri dari kerel yang begitu berat dan menikmati makan siang, ngopi-ngopi hingga menunaikan Ibadah Sholat Zuhur. Sedang sibuk bercengkrama, kami didatangi salah satu Ranger Gunung Talang dan sedikit berbagi pengalaman mendaki Gunung ini. Dia juga meminta salah satu diantara kami untuk menyimpan nomornya jikalau nanti terjadi apa-apa selama perjalanan. Dia juga mengingatkan untuk selalu menjaga kebersihan dan segala sampah yang ada nantinya dibawa turun kembali. "Jangan buang sampah sembarangan".

Setelah bercakap-cakap dan beristirahat perjalananpun kami lanjutkan. Seingat saya waktu itu pukul 13.30 WIB dan kami masih berada disini. Entah jam berapa kami akan berada di cadas Gunung Talang ini. Mengingat waktu perjalanan nantinya akan memakan waktu lebih kurang 3 – 4 jam lagi. Ranger gunung sebelumnya sudah mengingatkan kami kalau nantinya nggak jauh dari posko ini bakal ada pendakian yang cukup terjal. Sehingga diharapkan kehati-hatiannya. Bahkan menurut ceritanya ada pendaki yang sempat trauma dan memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanannya ketika melewati pendakian ini. Memang benar pendakiannya cukup terjal, sehingga menguras tenaga. Saya dan teman-teman memutuskan untuk berhenti sejenak sambil melihat view ke arah bawah. Pemandangan yang ada disini sangat indah. Terlihat kebun teh yang tertata rapi dari kejauhan.

Selesai menikmati pemandangan yang ada, perjalanan kembali dilanjutkan. Benar saja ternyata hujan kembali mengguyur sepanjang perjalanan ini. Untungnya kita semua membawa mantel yang sempat dibeli saat mengendarai motor. Mantel-mantel yang terbuat dari plastik yang ada di pinggir-pinggir jalan. Lumayan biar nggak basah-basah banget.

Saya yang agak sedikit kerepotan karena salah kostum. Karena belum pernah mendaki gunung, menggunakan dua celana panjang yang berlapis. Sehingga agak sedikit membuat langkah terhambat. Saya fikir dikarenakan udara sangat dingin alangkah baiknya menggunkan double celana panjang biar nggak masuk angin. Eh ternyata ini bikin langkah saya jadi terbatas dan sesekali butuh dorongan dari teman-teman yang ada di belakang agar saya bisa menaiki pendakian demi pendakian yang ada.

Hujan terus mengguyur. Untungnya tidak lebat tapi merata disepanjang perjalanan menuju puncak gunung. Sendal yang katanya sendal gunungpun tidak mempan melewati medan yang ada. Keselip, terpeleset dan jatuh sudah menjadi hal yang biasa dalam perjalanan Apalagi disaat becek ini. Hingga akhirnya saya menggunakan sepatu Boat milik salah satu teman perjalanan  yang kebetulan saat itu dia membawa sepasang cadangan sepatu. Sedikit tertolong dan perjalananpun terus berlanjut hingga terkadang kami harus berhenti dan beristirahat untuk minum.

Kami saling mengingatkan satu sama lain agar tidak berlama-lama beristirahat Agar bisa sampai sebelum matahari tenggelam. Enaknya berjalan di alam bebas ya begini. Apalagi kalau bersama teman. Suka dan dukanya kami nikmati bersama hingga akhirnya kami mencapai Cadas Gunung Talang Pukul 18.30 WIB. Langitpun mulai gelap dan udara disini sangat dingin sekali. Air untuk mencuci kaki terasa seperti air es. Bisa dibayangkan gimana dinginnya keadaan tempat kami camping malam itu?

Sebelum hari semakin gelap kami mencari spot untuk mendirikan tenda. 4 tenda yang ada pada saat itu. 3 tenda diisi gerombolan cowok-cowok ketce... menurut kami sech... kami cukup ketce hahah... dan satu lagi diisi oleh suci, teman cewek yang nggak pernah mau ketinggalan untuk selalu ikut dalam setiap perjalanan yang ekstrim. Tenda selesai dipasang dan kamipun sedikit berleha-leha di tenda masing-masing. 

Jujur dimalam itu saya nggak sanggup untuk keluar dari tenda. Padahal teman-teman yang lain sudah menyuruh saya keluar dan merekapun mengisi waktu dengan membuat unggun dan bernyanyi-nyanyi dengan gitar sambil menikmati cemilan yang sudah dibeli di malam sebelumnya. Namun entah kenapa sesampainya di kemah ini perut saya melintir dan badan terasa dingin. Daripada harus kedinginan di luar tenda. Saya memutuskan untuk tidur-tiduran saja di dalam tenda. Lagian juga nggak bisa menikmati pemandangan apa-apa diluar sana.

Setelah rangkaian acara demi acara selesai. Akhirnya kami beristirahat lebih cepat. Mengingat keesokan pagi ingin menikmati sunrise di puncak Gunung. Tapi apa mau dikata. Hujan ternyata nggak kunjung berhenti hselama kami berada disana. Hingga impian untuk melihat matahari terbit harus kami kubur dalam-dalam dan biarkan menjadi kenangan... asikkk!!!

Sirna sudah harapan ingin berfoto di Puncak Gunung Talang. Apa mau dikata, yang namanya berjalan di alam bebas pasti begini. Kalau lagi untung bisa menikmati pemandangannya. Kalau nggak beruntung ya bisa nikmati hujannya. Semua bisa dinikmati. Nggak ada yang perlu disesali ya kan???

Kegiatan kami akhirnya diisi dengan merebus mie instant dan menyeduh kopi agar tubuh menjadi lebih hangat. Saat semua sudah kenyang, kami menyempatkan diri untuk menikmati pemandangan kabut yang ada. Hingga akhirnya Suci disuruh untuk masuk kesalah satu tenda yang ada dan ternyata saat dibuka bergema ucapan...

Happy Birthday!!!! Happy Birthday!!! Happy Birthday To You!!!



Nggak beberapa hari lagi memang Suci akan berulang tahun yang Ke 28 dan disini kami merayakannya secara sederhaaa. Dengan bolu yang dilumeri pasta coklat dan sedikit serbuk gula mempercantik bentuk kue ulang tahu yang sudah agak mengeras dikarenakan diterpa cuaca dingin selama semalaman. Ngak lupa tingkah-tingkah usil melumuri mukanya dengan pasta coklatpun tidak bisa terelakkan.

Usai berbenah dan merapikan segala tenda dan peralatan yang ada dengan berat hati kami meninggalkan cadas Gunung Talang ini. Memang akhirnya kami tidak bisa menuju puncak dikarenakan hingga pukul 11.00 siang hujan tak kunjung reda. Akhirnya kami harus berbenah dan segera meninggalkan tempat ini. Mengingat perjalanan kebawah juga akan menempuh waktu yang panjang. Hujanpun harus kami tempuh dan perlahan tapi pasti menyusuri kembali perjalanan yang dipenuhi dengan genangan air dan bebatuan licin yang merupakan imbas dari hujan yang awet nggak ada matinya ini.

Berniat pastinya suatu saat nanti bisa kembali menyapa keindahan Si gunung yang cantik ini, tentunya harus bisa sampai di puncaknya. Karena memang perjalanan kali ini kami belum berhasil menginjakkan kaki di Puncak tertingginya. Namun tetap perjalanan ini begitu manis untuk dilupakan dan berharap perjalanan lain nantinya akan lebih indah kedepannya.



Komentar

Rekomendasi Untuk Anda

Pesona Puncak Kabun Singgalang

Puncak Kabun Singgalang Berburu keindahan alam merupakan salah satu hobi yang kembali tengah saya tekuni belakangan ini. Berbagi foto dan menuliskan segala pengalaman diberbagai tempat yang saya kunjungi merupakan suatu kebanggaan. Terutama jikalau bisa mengekspos tempat-tempat indah yang belum banyak diketahui khalayak ramai. Bahkan waktunya pun sering saya lakukan di jam-jam sibuk perkantoran. Agar dapat menikmati keindahan alam tanpa banyaknya orang atau kendaraan yang berseliweran kesana kemari. Kali ini saya menyaksikan langsung keindahan Puncak Kabun Singgalang yang berada di Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam. Lokasi ini nggak jauh letaknya dari Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) Syekh Bagodaik di Jorong Baringin, Kanagarian Cingkariang. Keasrian alam, sejuknya udara di lokasi ini berpadu dengan keramahan warga sekitar yang mayoritas berprofesi sebagai petani sayur menemani perjalanan kami kali ini.  Siang itu tepatnya setelah Shololat Dzuhur, saya

Langkuik Tinggi (Wisata 5 Air Terjun)

Gerbang Wisata Langkuik Tinggi Tepat sekali kalau Malalak merupakan surga bagi para pencinta air terjun. Terbukti saat kami kembali menginjakkan kaki untuk kedua kalinya ketempat ini, disepanjang jalan kiri dan kanan terpampang berbagai spanduk air terjun. Mulai dari Burai-Burai Langkuik, Burai-Burai Batingkek, Burai-Burai Singkek, Langkuik Tamiang hingga yang saat ini menjadi tujuan kami kali ini yaitu Langkuik Tinggi dan tentunya masih banyak spot-spot air terjun lainnya. Berkumpul Di posko Untuk Mendata Anggota Sampai-sampai ada salah satu media online yang menyatakan kalo Potensi Pariwisata yang ada di Malalak ini seperti membangunkan raksasa yang sedang tidur pulas. Kalo dipikir-pikir memang benar. Karena begitu banyak spot yang belum tergarap dengan baik dan juga belum diketahui oleh banyak pecinta alam. Sangat disayangkan, namun begitulah adanya. View Sebelum Memasuki Hutan   Lokasi Air terjun Langkuik tinggi ini masih berada didaerah Nyiur - Mal

Berkunjung Ke Masjid Samudera Ilahi, Ikon Baru Pesisir Selatan

Perjalanan di Pesisir Selatan pun masih kami lanjutkan. Kali ini dikarenakan hari sudah semakin sore, kami memutuskan untuk segera mencari penginapan di sekitaran Pantai Carocok. Mudah-mudahan masih keburu untuk menikmati sunset disana. Sesampainya di Pantai Carocok. Pandangan saya tertuju pada masjid yang baru saja diresmikan di awal Bulan Februari 2021 ini. Masjid Samudera Ilahi atau lebih dikenal dengan Masjid Terapung Pantai Carocok. Seketika kami menunda dulu untuk mencari tempat penginapan dan melihat-lihat suasana masjid yang berada di bibir Pantai ikonik Pesisir Selatan ini. Biar bisa sekalian merasakan suasana Sholat Maghrib disini. Sekedar informasi dari beberapa sumber yang saya baca katanya masjid yang berada di Painan, IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan ini dibangun di lahan seluas 1795 m². Selain itu mesjid dengan 2 menara setinggi 32 meter ini mampu menampung kisaran 300 orang jamaah. Correct me if I am wrong ya! Sesampainya di masjid ini kami langsung berkeliling dan

Trekking Menelusuri Rimbo Langkuik Tamiang

Akhirnya sampai juga kami disalah satu destinasi yang terletak di Kampung nyiua, Malalak Selatan. Siapa yang menyangka ternyata pesona air terjun yang ada di Kenagarian ini membuat para pencinta alam berbondong-bondong datang untuk menyaksikan maha Karya dari Sang Pencipta. Untuk mencapai lokasi ini sangat gampang. Dari Bukittinggi jalanlah menuju ke Perempatan Padang luar. Belok kanan ke arah jalan Danau Maninjau. Sesampainya di pertigaan simpang Malalak, lalu berbelok kekiri dan ikuti saja jalan yang ada hingga nanti terdapat jalan bercabang dua. Nah sesampainya disini ambil jalan sebelah kanan. Lokasi nantinya berada di sebelah kiri jalan. Sangat diharapkan kehati-hatiannya dalam mengendari kendaraan bermotor, terutama ketika hujan. Dikarenakan disepanjang jalan akan banyak di temui tikungan-tikungan tajam. Untuk waktu tempuh ke lokasi hanya sekitar satu jam-an dari Bukittinggi. Dari kejauahan terlihat spanduk yang bertuliskan Rimbo Langkuik Tamiang. I

Bermalam Di Kawasan Pemandian Aie Angek Bukik Kili

Perjalanan ini dimulai pada malam minggu. Saat itu saya dan teman seperjalanan ingin menikmati pemandian air panas yang ada di Kota Solok terlebih dahulu. Karena memang dalam perencanaan mengelilingi Kota Sawahlunto di keesokan harinya. Oleh karena itu kami sengaja berangkat setelah waktu ashar dengan mengendarai dua sepeda motor. Sebelum sampai di lokasi pemandian kami menyengajakan untuk mengulur waktu dengan menikmati pemandangan sekitaran Danau Singkarak sambil ditemani petikan gitar dan kopi sore.   Perjalanan baru kami lanjutkan selepas Maghrib hingga akhirnya kami sampai ke lokasi pemandian Aia Angek Bukik Kili (Pemandian Air Panas Bukit Kili) Solok sekitar pukul 20.00 WIB. Sesampainya di gerbang kami langsung membayar karcis masuk sebesar Rp. 5.000,-/ orang. Sangat terjangkau bukan? Lokasi dari pemandian air panas ini sangat gampang diakses. Terletak di Nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok. Jika menggunakan kendaraan hanya berkisar

Jelajah Wisata Bukik Baka Park Kamang

D ipostingan sebelumnya " Luak Gadang, Spot Wisata Kekinian ", saya sempat berjanji untuk membahas satu spot wisata lainnya yang masih berada di  lokasi yang sama dengan lokasi pertama ini. Oleh karena itu, di tulisan kali ini saya akan share langsung pengalaman menjelajahi Bukik Baka Park. Lokasi masih berada di Jorong Guguak Rang Pisang, Nagari Kamang Ilia, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam. Lokasi ini hanya bisa diakses dengan berjalan kaki. Mulai dari menyusuri dua kolam yang berada di kaki Bukik Baka yang terbelah dengan sebuah pematang bercor semen. Setelah itu dilanjuti dengan melewati trek bebatuan dan jalan tanah hingga keatas bukit. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 30 menit. Sesampainya diatas saya bisa langsung menikmati keindahan alm dari sebagian Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi. Syukurnya cuaca saat saya melakukan perjalanan sangat cerah dan bersahabat. Sehingga bisa terlihat jelas pemandangan dari gunung, sawah, jalan

Menelusuri Sungai Amazone Ala Situjuah (Embung Baboy)

Pernah kebayang bagaimana rasanya bisa menelusuri hutan belantara yang terbelah oleh aliran sungai? Disinilah tempat yang paling pas buat anda yang menyukai rekreasi sekaligus bisa memacu adrenalin. Ya... Embung Baboy bisa anda jadikan referensi untuk menikmati liburan kali ini.  Lokasi berada di selatan Kabupaten 50 Kota, lebih kurang sekitar 15 KM dari pusat kota Payakumbuh. Tepatnya berada di Jorong Koto, Nagari situjuah Batir, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Lima Puluh Kota. Sekedar informasi, kalau danau mini ini awalnya ditujukan untuk tempat konservasi alam, irigasi dan perikanan. Ternyata memiliki daya tarik pariwisata yang membuat para wisatawan terpukau dengan keindahan alamnya.  Apalagi jika menikmaati keindahan alamnya dengan menggunakan perahu yang telah disediakan warga sekitar. Dengan Jarak tempuh lebih kurang 600 M anda hanya akan membayar Rp. 5000,- per orang, dengan maksimal penumpang satu kapalnya berkisar 8 - 1 0 orang. Namun hati-

Keindahan Panorama Kayu Kolek

Cerita yang tak pernah ada ujungnya ketika membicarakan keindahan alam dari Kabupaten Lima Puluh Kota. Ada saja hal baru yang selalu membuat saya ingin berkunjung dan mengeksplorasi keindahan alam yang ada di daerah ini. Di kesempatan kali ini, saya mencoba menghampiri spot wisata yang berada di daerah dimana pacu itiak merupakan  tradisi bagi masyarakat setempat. Lokasinya berada di Nagari Tanjuang Sikabu-Kabu Padang Panjang, Kecamatan Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota. Tempat wisata ini bernama  Panorama Kayu Kolek . Cuaca siang itu sangat terik, langsung terbayang keindahan pemandangan alam yang nantinya bisa didapatkan disini. Hanya saja sesampainya di lokasi yang dimaksud. View panorama diselimuti kabut yang cukup tebal. Sehingga membatasi jarak pandang. Namun tentunya tidak mengurangi keindahannya. Disini pengunjung bisa menikmati keindahan alam sambil ber-swafoto. Juga bisa menikmati beragam panganan yang dijajakan. Nggak ketinggalan, bersantai di sore ha

Catatan Perjalananku Di Pulau Pasumpahan

Pulau Pasumpahan Sebelum saya mulai dengan cerita ini, saya akan share kalo tulisan ini juga sudah pernah di posting di tahun 2015 silam. Namun dengan sedikit pembaharuan tanpa menghilangkan tulisan yang lama, akhirnya tulisan ini kembali di revisi dengan berbagai penambahan yang sempat saya tuliskan juga di buku pertama saya “ Catatan Si Tukang Jalan ”.. Selain itu tulisan ini juga sudah sempat di terbitkan di website  infosumbar.net dengan judul “Pulau Pasumpahan, Awal  Mula Kisah Si Anak Durhaka”. Kalo sudah selesai berbasa-basinya langsung saja kita mulai ceritanya ya... Apa yang pertama  kali terlintas dibenak anda, ketika mendengarkan kata Pasumpahan? Kalo anda cermati dengan seksama ada kata “sumpah” yang terkandung didalamnya. Pasti anda akan bertanya- tanya apa sebenarnya makna dibalik kata Pasumpahan ini?  Info yang saya peroleh langsung dari Pak Ali, warga setempat yang kebetulan juga mengantarkan saya beserta rekan-rekan berekreasi ke pulau ini, bahwasanya 

MC Di Perhelatan Home Decor Lovers Bukittinggi

  Salah satu cara untuk membuat suasana rumah jadi lebih indah adalah dengan memberikan sentuhan dekorasi se kreatif mungkin oleh penghuninya. Dekorasi ini tidak melulu dengan budget yang besar. Bahkan hal- hal kecil yang terkadang terabaikanpun, seperti limbah rumah tangga juga bisa dijadikan sebagai bahan untuk mempercantik tampilan ruangan yang ada dirumah anda. Minggu, 1 Juli 2018 , bertempat di salah satu ballroom Hotel Grand Rocky Bukittinggi, berlangsung suatu kegiatan gathering dari Home Decor Lovers Sumatera Barat dengan mengangkat tema " 2nd Meet Up HomeDecorLovers Family Sumatera Barat". Acara ini dihadiri langsung oleh anggota- anggota Home Decor Lovers Sumbar seperti Bukittinggi, yang menjadi tuan rumah di pertemuan kali kedua ini, selain itu turut hadir juga anggota lainnya dari Padang, Padang Panjang, Payakumbuh, Solok, Dharmasraya, Pasaman, Sawahlunto Sijunjuang, serta Painan. Kegiatan Home Decor Lovers Sumbar ini sendiri 

Popular Posts

Ondeh Mandeh Rancak Bana

Bermalam Di Kawasan Pemandian Aie Angek Bukik Kili

Pesona Puncak Kabun Singgalang

Berkunjung Ke Masjid Samudera Ilahi, Ikon Baru Pesisir Selatan

Jelajah Wisata Bukik Baka Park Kamang

Setelah Mendaftar Antrian Paspor Online, Apalagi Yang Harus Dilakukan? - Kantor Imigrasi Agam

Pengalaman Booking Hotel Di Kuala Lumpur Menggunakan OYO Rooms

Berkunjung Ke Rumah Apung Di Kampung Mandas Taroesan

Ngopi Sejenak Di Tepian Toba

Langkuik Tinggi (Wisata 5 Air Terjun)