Langsung ke konten utama

Menyapa Keelokan Alam Talang



Jenuh dengan suasana perkotaan yang hiruk pikuk dengan kesibukan yang tiada habisnya. Akhirnya di moment Bulan Ramadhan tahun 2016 silam saya memutuskan kembali ke kampung halaman. Setelah mencoba mengejar ambisi yang tak kunjung tercapai, saya memutuskan untuk berbalik arah dan kembali menetap disini.

Seperti robot... itu yang saya rasakan. Harus berangkat kerja sebelum matahari terbit dan kembali ke rumah disaat matahari sudah kembali ke peraduannya, bahkan nyaris terbit lagi. Bayangkan saja saya harusberangkat pukul 5.00 pagi dari Mampang Prapatan, Jakarta Selatan menuju tempat aktivitas saya yang berada di Cengkareng, Jakarta Barat. Kebayang gimana saya harus berdesak-desakan di Busway dan berpindah dari satu halte ke halte lain.  Belum lagi harus berhadapan dengan segala kemacetan, polusi, kebisingan dan seabrek masalah lainnya yang ada diperkotaan.

Sungguh sangat bersyukur ketika pertama kali kembali menginjakkan kaki di Kampung halaman. Segala beban sirna seketika ketika tahu bisa kembali dekat dengan keluarga. Makanan ? jangan ditanya... salah satau hal yang paling dikangenin ketika berada di rantau adalah makanan khas dari daerah sendiri. Banyak sich yang ngaku-ngakunya nasi Padang, tapi kenapa rasanya nggak ngena ya??? Hehehe...

Satu hal lainnya yang paling saya rindukan yakni berkumpul dengan teman-teman lama. Bercengkrama bersama dan seperti biasa kalo sudah ngumpul kami pasti akan membicarakan tempat mana lagi yang akan kami jelajahi bersama. Karena memang begitu cara kami mengisi waktu luang. Bersantai menikmati alam yang hampir satu tahun tidak saya rasakan. Akhirnya... bisa juga melepaskan penat di alam bebas.
Diputuskan untuk perjalanan kali ini kami akan mendaki Gunung Talang yang terletak di Solok Selatan. Jujur ini pengalaman pertama saya untuk mendaki gunung. Karena dari dulu palingan kami hanya menikmati alam dengan trekking menuju kawasan air terjun ataupun dengan camping di pulau-pulau atau pantai. Rasa penasaran tentu ada, karena akan menjadi pengalaman yang berbeda tentunya. 

Seperti biasa keberangkatan kita mulai di hari Sabtu. Maklum, karena beberapa diantara kami adalah pegawai kantoran. Sehingga memang paling pas untuk melakukan perjalanan ini di akhir pekan, agar semua bisa terlibat. Karena kalo jalan-jalan begini makin rame makin asyik... ya nggak???
Semalam sebelumnya ada diantara kami yang sudah mengatur untuk penjemputan perlengkapan camping di tempat penyewaan. Mulai dari tenda, kerel, Botol minum dan segala kelengkapan lainnya sudah tersedia di satu tempat penyewaan, sehingga tidak perlu lagi mencari kesana kemari.

Pagi Sabtu menjelang dengan cuaca yang agak mendung. Namun tak menyurutkan hasrat kami untuk melakukan camping di Gunung Talang. Kami berkumpul disatu lokasi dan menyiapakan segala kebutuhan yang diperlukan dalam perjalanan ini. Setelah semua siap, kami mulai berangkat dengan mengendarai 5 motor. Masing-masing sepeda motor  dinaiki oleh dua orang.

Perjalanan dimulai dengan mencari tempat sarapan terlebih dahulu. Memang kami belum sarapan di pagi ini dikarenakan harus bersegera menuju lokasi yang menjadi tujuan. Agar tidak terjadi apa-apa nantinya selama perjalanan. Sedikit gambaran rute yang nantinya akan kami tempuh lebih kurang 1,5 jam perjalanan motor dan 5 jam berjalan kaki menuju cadas Gunung Talang. Bisa dibayangkan kalo belum mengisi bahan bakar selama perjalanan. Tepar... Tepar dech!!!

Sarapan selesai perjalanan dilanjutkan dengan melewati kawasan Padang Panjang hingga terus melewati Danau Singkarak. Sepanjang perjalanan mata kami dimanjakan oleh hamparan danau yang membiru serta pegunungan yang menjulang tinggi di sekitarnya.

Selain itu disekitaran danau Singkarak ini akan banyak ditemukan toko-toko boneka di kiri kanan sepanjang Jalan. Dikarenakan kawasan Singkarak ini merupakan sentra Kapas yang ada di Sumatera Barat. Jadi boneka-boneka lucu akan menjadi keunikan tersendiri pemandangan yang bisa dinikmati di Sepanjang Danau Singkarak.



Perjalanan dilanjutkan hingga kami tiba di posko pendakian  Gunung Talang. Seperti halnya posko-posko yang ada. Kami harus mendaftarkan nama dan barang bawaan terlebih dahulu. Serta membayar retribusi parkir selama kami melakukan perjalanan pendakian ini. Setelah urusan administrasi selesai dan nama dari salah satu PIC telah ditinggalkan di Posko, kami berangkat memulai petualangan ini.

Lebih kurang 15 menit berjalan, kami menemukan gardu yang bertuliskan “Selamat datang Di Gunung Talang”. Tak lupa momen ini diabadikan sebelum melanjutkan perjalanan. WOW!!! Pemandangan disini memang sangat indah. Dikiri dan kanan selama perjalanan terhampar perkebunan teh yang luas. Sejuknya udara ditambah lagi pemandangan Kebun Teh yang menghijau membuat fikiran lebih rileks dan berhasil membuat kami melepaskan kepenatan yang ada. Padahal ini baru awal lo... Tak sabar kami melanjutkan perjalanan sambil bercerita satu sama lain untuk mengisi waktu selama perjalanan ini.

Sesekali kami menyapa petani Teh yang mayoritas merupakan ibu-ibu warga setempat yang tengah bekerja memetik teh. Mereka membalas sapaan kami dengan penuh kehangatan... Ka Kamandaki jo hujan-hujan bantuak ko!!! (Mau tetap mendaki dicuaca hujan begini) Salah satu petani menyapa kami dengan lantangnya. Karena memang jarak kami dengan mereka cukup jauh. 

Cuaca memang agak kurang bersahabat. Di sepanjang jalanpun kami memang sempat harus berhenti dikarenakan hujan yang lumayan deras. Namun apa mau dikata. Segala persiapan telah dilakukan, nggak mungkin rasanya harus kembali pulang. Bahkan dari tempat kami berdiri, puncak gunung talangpun tidak terlihat karena tertutup oleh awan tebal. 

Sampai akhirnya kami harus beristirahat dulu di salah satu warung kopi yang berada di kaki gunung ini. Disini kami melepaskan diri dari kerel yang begitu berat dan menikmati makan siang, ngopi-ngopi hingga menunaikan Ibadah Sholat Zuhur. Sedang sibuk bercengkrama, kami didatangi salah satu Ranger Gunung Talang dan sedikit berbagi pengalaman mendaki Gunung ini. Dia juga meminta salah satu diantara kami untuk menyimpan nomornya jikalau nanti terjadi apa-apa selama perjalanan. Dia juga mengingatkan untuk selalu menjaga kebersihan dan segala sampah yang ada nantinya dibawa turun kembali. "Jangan buang sampah sembarangan".

Setelah bercakap-cakap dan beristirahat perjalananpun kami lanjutkan. Seingat saya waktu itu pukul 13.30 WIB dan kami masih berada disini. Entah jam berapa kami akan berada di cadas Gunung Talang ini. Mengingat waktu perjalanan nantinya akan memakan waktu lebih kurang 3 – 4 jam lagi. Ranger gunung sebelumnya sudah mengingatkan kami kalau nantinya nggak jauh dari posko ini bakal ada pendakian yang cukup terjal. Sehingga diharapkan kehati-hatiannya. Bahkan menurut ceritanya ada pendaki yang sempat trauma dan memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanannya ketika melewati pendakian ini. Memang benar pendakiannya cukup terjal, sehingga menguras tenaga. Saya dan teman-teman memutuskan untuk berhenti sejenak sambil melihat view ke arah bawah. Pemandangan yang ada disini sangat indah. Terlihat kebun teh yang tertata rapi dari kejauhan.

Selesai menikmati pemandangan yang ada, perjalanan kembali dilanjutkan. Benar saja ternyata hujan kembali mengguyur sepanjang perjalanan ini. Untungnya kita semua membawa mantel yang sempat dibeli saat mengendarai motor. Mantel-mantel yang terbuat dari plastik yang ada di pinggir-pinggir jalan. Lumayan biar nggak basah-basah banget.

Saya yang agak sedikit kerepotan karena salah kostum. Karena belum pernah mendaki gunung, menggunakan dua celana panjang yang berlapis. Sehingga agak sedikit membuat langkah terhambat. Saya fikir dikarenakan udara sangat dingin alangkah baiknya menggunkan double celana panjang biar nggak masuk angin. Eh ternyata ini bikin langkah saya jadi terbatas dan sesekali butuh dorongan dari teman-teman yang ada di belakang agar saya bisa menaiki pendakian demi pendakian yang ada.

Hujan terus mengguyur. Untungnya tidak lebat tapi merata disepanjang perjalanan menuju puncak gunung. Sendal yang katanya sendal gunungpun tidak mempan melewati medan yang ada. Keselip, terpeleset dan jatuh sudah menjadi hal yang biasa dalam perjalanan Apalagi disaat becek ini. Hingga akhirnya saya menggunakan sepatu Boat milik salah satu teman perjalanan  yang kebetulan saat itu dia membawa sepasang cadangan sepatu. Sedikit tertolong dan perjalananpun terus berlanjut hingga terkadang kami harus berhenti dan beristirahat untuk minum.

Kami saling mengingatkan satu sama lain agar tidak berlama-lama beristirahat Agar bisa sampai sebelum matahari tenggelam. Enaknya berjalan di alam bebas ya begini. Apalagi kalau bersama teman. Suka dan dukanya kami nikmati bersama hingga akhirnya kami mencapai Cadas Gunung Talang Pukul 18.30 WIB. Langitpun mulai gelap dan udara disini sangat dingin sekali. Air untuk mencuci kaki terasa seperti air es. Bisa dibayangkan gimana dinginnya keadaan tempat kami camping malam itu?

Sebelum hari semakin gelap kami mencari spot untuk mendirikan tenda. 4 tenda yang ada pada saat itu. 3 tenda diisi gerombolan cowok-cowok ketce... menurut kami sech... kami cukup ketce hahah... dan satu lagi diisi oleh suci, teman cewek yang nggak pernah mau ketinggalan untuk selalu ikut dalam setiap perjalanan yang ekstrim. Tenda selesai dipasang dan kamipun sedikit berleha-leha di tenda masing-masing. 

Jujur dimalam itu saya nggak sanggup untuk keluar dari tenda. Padahal teman-teman yang lain sudah menyuruh saya keluar dan merekapun mengisi waktu dengan membuat unggun dan bernyanyi-nyanyi dengan gitar sambil menikmati cemilan yang sudah dibeli di malam sebelumnya. Namun entah kenapa sesampainya di kemah ini perut saya melintir dan badan terasa dingin. Daripada harus kedinginan di luar tenda. Saya memutuskan untuk tidur-tiduran saja di dalam tenda. Lagian juga nggak bisa menikmati pemandangan apa-apa diluar sana.

Setelah rangkaian acara demi acara selesai. Akhirnya kami beristirahat lebih cepat. Mengingat keesokan pagi ingin menikmati sunrise di puncak Gunung. Tapi apa mau dikata. Hujan ternyata nggak kunjung berhenti hselama kami berada disana. Hingga impian untuk melihat matahari terbit harus kami kubur dalam-dalam dan biarkan menjadi kenangan... asikkk!!!

Sirna sudah harapan ingin berfoto di Puncak Gunung Talang. Apa mau dikata, yang namanya berjalan di alam bebas pasti begini. Kalau lagi untung bisa menikmati pemandangannya. Kalau nggak beruntung ya bisa nikmati hujannya. Semua bisa dinikmati. Nggak ada yang perlu disesali ya kan???

Kegiatan kami akhirnya diisi dengan merebus mie instant dan menyeduh kopi agar tubuh menjadi lebih hangat. Saat semua sudah kenyang, kami menyempatkan diri untuk menikmati pemandangan kabut yang ada. Hingga akhirnya Suci disuruh untuk masuk kesalah satu tenda yang ada dan ternyata saat dibuka bergema ucapan...

Happy Birthday!!!! Happy Birthday!!! Happy Birthday To You!!!



Nggak beberapa hari lagi memang Suci akan berulang tahun yang Ke 28 dan disini kami merayakannya secara sederhaaa. Dengan bolu yang dilumeri pasta coklat dan sedikit serbuk gula mempercantik bentuk kue ulang tahu yang sudah agak mengeras dikarenakan diterpa cuaca dingin selama semalaman. Ngak lupa tingkah-tingkah usil melumuri mukanya dengan pasta coklatpun tidak bisa terelakkan.

Usai berbenah dan merapikan segala tenda dan peralatan yang ada dengan berat hati kami meninggalkan cadas Gunung Talang ini. Memang akhirnya kami tidak bisa menuju puncak dikarenakan hingga pukul 11.00 siang hujan tak kunjung reda. Akhirnya kami harus berbenah dan segera meninggalkan tempat ini. Mengingat perjalanan kebawah juga akan menempuh waktu yang panjang. Hujanpun harus kami tempuh dan perlahan tapi pasti menyusuri kembali perjalanan yang dipenuhi dengan genangan air dan bebatuan licin yang merupakan imbas dari hujan yang awet nggak ada matinya ini.

Berniat pastinya suatu saat nanti bisa kembali menyapa keindahan Si gunung yang cantik ini, tentunya harus bisa sampai di puncaknya. Karena memang perjalanan kali ini kami belum berhasil menginjakkan kaki di Puncak tertingginya. Namun tetap perjalanan ini begitu manis untuk dilupakan dan berharap perjalanan lain nantinya akan lebih indah kedepannya.



Komentar

Rekomendasi Untuk Anda

Barakik-Rakik Di Nagari Taram

Ingin merasakan suasana menelusuri sungai dengan rakit sekaligus menikmati panorama hutan yang indah dikiri kanannya? Inilah tempat yang pas buat anda untuk melepas penat dari rutinitas kantoran yang membosankan di weekend kali ini. Taram Kapalo Banda, merupakan objek wisata yang indah di Payakumbuh, terletak di kanagarian Taram, Kecamatan Harau Payakumbuh. Lokasi ini awalnya merupakan saluran irigasi yang kemudian dibendung menjadi waduk. Nah disini para wisatawan bisa menelusuri keindahan danau ini dengan menaiki rakit (Rakik). Rakik merupakan alat transportasi air tradisional yang terdiri dari beberapa potongan bambu yang diikat menjadi 1. Berbeda dengan sampan yang menggunakan pendayung untuk mengendalikannya, rakik menggunakan sebilah bambu untuk mengendalikannya. Dengan cara menekan bambu tersebut ke dasar sungai sehingga rakik terdorong kedepan. Harga sewa rakik hanya Rp. 10.000/ rakik dengan kapasitas 3-4 orang dan bisa saja lebih jika masih memungkinkan...

Pesona Lembah Harau Yang Belum Tersibak ( Air Terjun 7 Tingkat)

Perjalanan kali ini membawa saya dan rekan-rekan untuk kembali mengeksplorasi keindahan alam Lembah Harau Lima Puluh Kota. Sempat menganggap remeh dengan keberadaan pariwisata yang ada di daerah ini. Namun ternyata keindahan alam disini seolah tak pernah ada habisnya. Sudah berapa kali saya menginjakan kaki di Harau. Hanya saja tidak pernah kepikiran kalau ternyata masih ada spot yang masih belum diketahui oleh banyak orang. Kali ini kami coba menyusuri air terjun 7 Tingkat yang ada dilokasi ini. Air Terjun tujuh tingkat berada 4 KM dari lembah Harau. Objek wisata ini sepertinya belum banyak dikunjungi oleh wisatawan dikarenakan lokasinya cukup jauh. Suasana disini begitu hening hanya terdengar suara air terjun yang menghantam bebatuan. Untuk memasuki lokasi ini kami meminta izin terlebih dahulu kepada warga sekitar dan jika memungkinkan meminta bantuan mereka untuk menjadi guide dalam perjalanan kali ini.  Mengabadikan Moment Terbaik Di Air Terjun Pertama Tidak begitu ...

Pariaman dan Pesona Gondoria :)

Tepatnya hari Sabtu, anak-anak sudah menyiapkan segala kebutuhan untuk keberangkatan kita di Perjalanan kali ini, mulai dari persiapan snack, minuman dan pendanaan di H-1 menjelang keberangkatan. Sempat juga ada yang risih Karena pada saat itu saya   dan si Bos melakukan survey ke Painan bersama Uni Marni dan bank Denny, dikarenakan jarak yang ditempuh cukup jauh ke Painan, lebih kurang 5 Jam pergi dan 5 jam pulang dari Bukittinggi. Dikhawatirkan saya dan Bos tidak bakal datang dalam acara jalan-jalan ini. Sempat membuat tanda Tanya anak-anak lain, tapi kalo difikir-fikir ya… nggak mungkinlah kalo kita ngak ikut. Daripada melongo menatapi weekend yang berlalu begitu saja, mending kita jalan-jalan, lagian dalam rangka menyambut bulan Puasa yang tinggal dalam hitungan minggu lagi. Sebelum berangkat, seperti biasa kita berkumpul dulu di halaman kantor tercinta. Kali ini kita berangkat hanya dengan menunakan 2 armada, dikarenakan personel kita banyak yang nggak bisa hadir, sebut...

Eksplorasi Ngalau Tarang dan Kalam Kamang

Sisi lain Kamang yang membuat saya dan rekan-rekan terpanggil untuk mengeksplore nagari ini kembali. Kalo dulu saya pernah membahas artikel tentang Danau Unik Primadona Nagari Kamang (Tarusan). Namun sekarang saya akan mengajak anda untuk melihat keindahan alam lainnya yang ada disini.. Gerbang Ngalau Kalam Pada kesempatan ini kami mengunjungi 2 spot ngalau yang ada di Kamang. Ngalau? mungkin ada diantara anda yang belum tahu apa itu ngalau? Ngalau berasal dari bahasa minang yang berarti gua. Adapun ngalau yang menjadi target kami adalah Ngalau Tarang (Terang) dan Kalam (Gelap).Memang daerah ini terkenal dengan banyak bukit kapur. Jadi ngak heran kalo gua yang ada disini terbentu dari bebatuan kapur. Suasana Didalam Ngalau Kalam Tapi dari segi namanya unik ya? ada Ngalau Tarang dan Ngalau Kalam. Coba deh kita bahas satu persatu, dimulai dari ngalau Kalam. Nah Ngalau kalam ini terletak di Jorong Durian. Sesuai dengan namanya ngalau ini sangat gelap dan dingin. Untuk mem...

Danau Unik Primadona Nagari Kamang

Dikenal dengan nama Danau Tarusan Kamang . Lokasi berada di Jorong Babukik dan Jorong Halalang, Nagari Kamang Mudiak , Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam Sumatera Barat. Kenapa Tarusan Kamang disebut unik??? Apa sih hal yang istimewa dari danau ini?? Tarusan Kamang hanya digenangi air pada musim-musim tertentu saja, terutama pada saat musim hujan. Volume air meningkat dan kedalamaannya bisa mencapai 4-6 M. Tapi jangan heran, apabila musim kemarau melanda, lokasi ini akan berubah menjadi lapangan rumput yang sangat luas, unik bukan??? Belakangan memang Tarusan Kamang menjadi buah bibir para pengguna media sosial / netizen yang banyak memposting gambar-gambar mereka. Sehingga mengangkat keberadaan objek wisata musiman ini. Ngak heran kalo tempat ini akhirnya banyak dijadikan orang untuk tempat rekreasi. Namun masih banyak juga orang-orang atau bahkan warga sekitar yang belum menyadari keberadaannya. Sambil menikmati pemandangan yang menyejukan mata, sesekali ki...

Langkuik Tinggi (Wisata 5 Air Terjun)

Gerbang Wisata Langkuik Tinggi Tepat sekali kalau Malalak merupakan surga bagi para pencinta air terjun. Terbukti saat kami kembali menginjakkan kaki untuk kedua kalinya ketempat ini, disepanjang jalan kiri dan kanan terpampang berbagai spanduk air terjun. Mulai dari Burai-Burai Langkuik, Burai-Burai Batingkek, Burai-Burai Singkek, Langkuik Tamiang hingga yang saat ini menjadi tujuan kami kali ini yaitu Langkuik Tinggi dan tentunya masih banyak spot-spot air terjun lainnya. Berkumpul Di posko Untuk Mendata Anggota Sampai-sampai ada salah satu media online yang menyatakan kalo Potensi Pariwisata yang ada di Malalak ini seperti membangunkan raksasa yang sedang tidur pulas. Kalo dipikir-pikir memang benar. Karena begitu banyak spot yang belum tergarap dengan baik dan juga belum diketahui oleh banyak pecinta alam. Sangat disayangkan, namun begitulah adanya. View Sebelum Memasuki Hutan   Lokasi Air terjun Langkuik tinggi ini masih berada didaerah Nyiur -...

Dolce Far Niente ( The Sweetness Of Doing Nothing)

Waktu menunjukkan jam 05 pagi dan saya sudah harus terbangun karena memang sudah tidak betah berlama-lama berbaring diatas tempat tidur. padahal ini hari minggu lo... Sebenarnya ini kesempatan bagus untuk saya menikmati tidur yang panjang (Bukan tidur untuk selama-lamanya ya hehehe...), tapi itu dia yang paling susah. Setelat-telatnya saya tidur dimalam hari pasti kebangunnya ga jauh-jauh dari kisaran jam 05.30 - 06.30. Pagi minggu masih terasa panjang, bahkan mataharipun seolah enggan bangkit dari peraduannya ( cielah... bahasanya kaya bener aja haha :P). Ngak kepikiran melakukan apa-apa dipagi ini karena memang kondisi badan kurang fit. Biasanya kalo hari libur gini paling seru lari pagi bersama teman atau keluarga. namun dikarenKan kondisi yang tidak memungkinkan, akhirnya pagi ini diisi dengan kegiatan yang ngak banyak menguras tenaga seperti membaca, nonton dan nulis. Jadi keinget, kalo dulu pernah dengar istilah "Dolce Far Niente". Ada yang tau artinya??? istilah ini ...

Liburan Kejar Tayang (Bengkulu)

Jadi ceritanya begini, nggak pernah kepikiran juga akhirnya saya dan keluarga harus berangkat menyusuri beberapa provinsi di Sumatera untuk sampai ke Bengkulu. Bermula dari undangan pernikahan anak Abang dari Alm Papa, Kita memanggilnya Pak Ngah, yang akan diadakan tanggal 19-21 November 2014. Awalnya agak ragu untuk berangkat dikarenakan males untuk   harus izin dari kerjaan, terus juga si Nana (adik Perempuan) yang jadwal kuliahnya lagi numpuk disaat itu,   Belum lagi Alfi (adik Bungsu) yang juga mau Pra UN seminggu kedepan.   Pokoknya memang lagi Full-fullnya kegiatan yang susah untuk ditinggalkan. Tapi apa boleh Baut… ya ngak? Kapan lagi kita bisa kumpul dengan keluarga besar, kalo bukan saat-saat seperti ini. Ya… Kita putuskan untuk berangkat!!! Bengkulu, 20 November 2014 Kita sampai di Kediaman Pak Ngah, sesampainya disana kita menyempatkan diri untuk bercengkrama dengan sanak keluarga yang sudah ada disana dari seminggu yang lalu. Berhubung acara sudah ...

Menerobos Lorong Waktu Di Kota Tua Sawahlunto

Berwisata merupakan kegiatan yang paling seru dilakukan untuk melepaskan diri dari rutinitas pekerjaan. Nggak heran kalo di akhir pekan setiap tempat wisata ataupun wahana bermain pasti akan ramai dikunjungi oleh turis lokal maupun mancanegara. Namun alangkah lebih seru lagi jika kita bisa menikmati liburan sambil mempelajari sejarah bangsa ini. Kali ini saya akan membawa Anda untuk menelusuri Kota Tua nan penuh sejarah yaitu Sawah Lunto. 1. Lubang Suro Jangan sampai anda lewatkan tempat yang satu ini. Lubang Mbah Soero merupakan sebuah gua tambang batu bara yang bisa dikunjungi oleh wisatawan. Diberi nama Mbah Soero karena dulunya tambang batu bara ini dikomandoi oleh orang yang namanya diabadikan menjadi nama gua tersebut. Loebang Mbah Soero  Perjalanan menelusuri gua ini menjadi semakin seru karena para wisatawan dilengkapi dengan helm, dan sepatu khusus (boot). Selain dilengkapi dengan peralatan ala pekerja tambang batu bara, selama perjalanan para wisatawan aka...

Pulau Pasumpahan

Apa yang pertama kali terlintas di benak anda ketika mendengar kata pasumpahan??? Kalo anda   cermati ada kata “sumpah” yang jelas tersurat   didalamnya. Namun sebenarnya apa makna dari kata Pasumpahan ini?    Info yang saya peroleh dari narasumber yaitu Bapak Ali, seorang nelayan yang mengantar kami ke Pulau ini  mengatakan bahwa dongeng yang sempat menjadi penghantar tidur kita di masa kecil dulu, tentang kedurhakaan seorang anak terhadap Ibunya yang membuat wanita yang telah melahirkannya kedunia ini menjadi murka dan diakhir ceritanya ibu yang malang ini mengutuk putra semata wayangnya menjadi batu. Nah, sejauh ini ada yang tau dengan cerita yang saya maksud?   pasti udah pada pingin angkat kaki kan? Upssss... angkat tangan maksudnya, Ya, Malin Kundang Ternyata Kisahnya berasal dari sini. Bernarsis ria dulu sebelum berangkat... Perjalanan dimulai... Bismillah, mudah-mudahan selamat sampai tujuan cisss... Nah... it...

Popular Posts

Ondeh Mandeh Rancak Bana

Pesona Puncak Kabun Singgalang

Minggu Pagi Di Pasar Digital Kubu Gadang

Berkunjung Ke Rumah Apung Di Kampung Mandas Taroesan

Langkuik Tinggi (Wisata 5 Air Terjun)

MC Di Perhelatan Home Decor Lovers Bukittinggi

Indahnya Panorama Puncak Lawang

Pesona Lembah Harau Yang Belum Tersibak ( Air Terjun 7 Tingkat)

Berkunjung Ke Penangkaran Penyu Pariaman

Olahraga Pagi Sambil Menikmati Keindahan Pulau Ujung Kapuri di Kawasan Wisata Sungai Pisang Bungus Teluk Kabung Padang