Tepatnya hari Sabtu, anak-anak sudah menyiapkan segala kebutuhan untuk keberangkatan kita di Perjalanan kali ini, mulai dari persiapan snack, minuman dan pendanaan di H-1 menjelang keberangkatan. Sempat juga ada yang risih Karena pada saat itu saya dan si Bos melakukan survey ke Painan bersama Uni Marni dan bank Denny, dikarenakan jarak yang ditempuh cukup jauh ke Painan, lebih kurang 5 Jam pergi dan 5 jam pulang dari Bukittinggi. Dikhawatirkan saya dan Bos tidak bakal datang dalam acara jalan-jalan ini. Sempat membuat tanda Tanya anak-anak lain, tapi kalo difikir-fikir ya… nggak mungkinlah kalo kita ngak ikut. Daripada melongo menatapi weekend yang berlalu begitu saja, mending kita jalan-jalan, lagian dalam rangka menyambut bulan Puasa yang tinggal dalam hitungan minggu lagi.
Sebelum berangkat, seperti biasa kita berkumpul dulu di halaman kantor tercinta. Kali ini kita berangkat hanya dengan menunakan 2 armada, dikarenakan personel kita banyak yang nggak bisa hadir, sebut saja zalman yan harus mengajar dihari sabtu ini. Kebetulan selain sebagai seorang Marketing Officer dia mengambil Job sebagai guru kontrak di daerah Palembayan, kalo Elvi lain lagi, memang Ibu muda yang satu ini belakangan agak susah untuk berpergian, mengingat anaknya masih sangat kecil dan rentan terhadap lingkungan emaknya yang tidak bersahabat hahaha…
Ira (Admin) juga ngak bisa hadir dikarenakan ada tradisi yang harus dilakukannya menjelang bulan puasa bersama keluarganya, entah apa tradisinya biarlah itu menjadi rahasia antara dia dan keluarga, next kak Lina terpaksa absen dari kegiatan jalan-jalan ini dikarenakan harus menemani sang suami menghadiri acara family gathering di Bukit Langkisau Painan.
Perjalanan menuju destinasi kita kali ini dimulai, Get ready for our vacation guys!!! Wajah sumringah dari rekan-rekan terpancar nyata dari senyum mereka yang merekah. Tapi kesumringahan wajah kita agak tertahan dikarenakan belum menyentuh yang namanya sarapan di Pagi ini. Maklum, agar waktu lebih efisien kita memang sengaja ngak makan pagi dan mencari kedai makan yang biasa kita kunjungi disaat jalan-jalan, yaitu soto Pak Asep yang terletak dikawasan Aia Angek, sebelum memasuki kawasan padang Panjang. Menu andalan disini memang soto, namun masih banyak menu lainnya seperti gado-gado, mie goreng dan rebus, dll (Iklan…, kayanya Pak Asep perlu bayar biaya endorse ke saya ya Pak??? hahaha...).
Setelah sumatera tengah terisi, kita semua kembali memasuki kendaraan masing-masing dan bergegas menuju tempat wisata yang akan kita kunjungi. Apabila kita dari kawasan Bukittinggi, padang panjang, akses menuju Gandoriah memang hanya menggunakan transportasi seperti motor atau mobil (pribadi/angkot), namun jika anda berada dikawasan Padang dan sekitarnya, anda bisa menggunakan kereta Api wisata yang untuk keberangkatannya dikenakan Rp. 15. 000/ Orang, namun saat pulang anda membayar lebih murah, hanya berkisar Rp. 5.000,- 10.000,- (harga saat tahun 2011).
Entah kenapa bisa begitu, saya juga binging, keingat saat zaman kuliah dulu, saya dan teman-teman menggunakan jasa transportasi Mak Itam ini (sebutan untuk kereta api-red), saat keberangkatan dari Padang dengan biaya Rp. 15.000,- kita mendapatkan kereta yang kurang bagus dan sesak, kurang bersih dan terlalu bising Tapi pas kepulangan kita mendapatkan kereta ekonomi yang lebih bagus, tempat duduknya nyaman, bersih dan pas buat bersantai, hanya dengan Rp. 5.000,-. Kalo difikir-fikir aneh tapi nyata.
Buat anda yang penasaran dengan kawasan Pantai Gandoriah ini, saya akan berbagi info untuk anda disini, Pantai ini terletak 60 KM dari Ibu Kota Sumatera barat, Padang. Lokasi keberadaan pantai ini dijuluki sebagai Kota sala Lauak, yang merupakan makanan ringan yang menjadi Ikon kota Pariaman. Pantainya yang bersih dan putih membuat kita betah untuk berlama-lama disini. Buktinya aja saat perjalanan ini kita betah hanya duduk-duduk di tepi pantai sambil menikmati udang goreng, kepiting goreng dan salalauak yang dijajakan oleh pedagang keliling yang mayoritas adalah ibu-ibu. Sambil ditemani es kelapa Muda kita menikmati indahnya view pantai Gondoria. Semilir angin terasa menyejukkan ditengah sengatan matahari pantai yang cukup terik disiang itu.
Disini kita juga bisa menyebrang ke Pulau kecil yang ada di Tengah Lautan, untuk menyebarang kesana kita bisa menggunakan kapal dengan biaya Rp. 30.000,- perorangnya, hanya saja jika kita berangkat dengan pasukan yang cukup banyak, harga dapat ditawar, dengan syarat hanya kita dan sipemilik kapal yan tahu, jangan sampai diketahui dengan pemilik kapal lainnya, karena dapat mengakibatkan kecemburuan social. Sayangnya dikarenakan hanya ingin bersantai di Tepi pantai, kita memutuskan untuk tidak mengunakan jasa penyebrangan tersebut.
Komentar
Posting Komentar