Langsung ke konten utama

Berkunjung Ke Penangkaran Penyu Pariaman


Mumpung lagi nggak ada schedule kerjaan, saya dan 3 rekan lainnya mengisi kegiatan dengan jalan-jalan siang ke Pariaman. Tujuan utama kesana yaitu ingin melihat langsung penangkaran penyu yang berada di Dinas Kelautan Dan Perikanan di Apar, Pariaman Utara. 

Keberangkatan menuju lokasi ini dimulai pukul 11.00 WIB. Memang sengaja agak siang, sesampainya disana pas disaat jam makan siang. Perjalanan kali ini kami lakukan dengan mengendarai sepeda motor. Hanya saja derasnya hujan membuat kami terpaksa berhenti di beberapa tempat, sehingga sampai di Pariaman harus molor dari waktu yang telah ditentukan. 

Sesampainya di Pariaman kami menuju ke salah satu warung makan yang ada di Pantai cermin. Tempat makannya sangat sederhana, hanya saja rasanya sangat menggugah selera. Sampai saat menulis inipun saya masih merasa ngiler saat membayangkan makanan yang dihidangkan.

Pantai Cermin
 
Agak khawatir juga kalo nantinya kami nggak bisa menikmati makan siang disini. Dikarenakan kedatangan kami sudah jauh meleset dari jam makan siang. Karena biasanya warung makan ini sudah rame mulai dari jam menjelang makan siang hingga pukul 14.00 WIB. Bisa dipastikan sudah tidak ada makanan yang bersisa lagi diatas jam itu. Mungkin memang udah rezeki kali ya, Gulai kepala ikan kerapu dan kerapu goreng beserta sambalado jariang (jengkol) sudah terhidang di meja kami.

Uniknya disini, pedagang nasi menyediakan nasi porsi kecil yang dibungkus daun pisang. Jadi porsinya bisa ditakar sendiri sesuai keinginan. Ada yang mengambil 2, 4 bahkan 6 porsi. Bayangkan saking lahapnya  kami yang berjumlah empat orang bisa menghabiskan 13 porsi nasi. Kebayang nggak, betapa lezatnya makanan yang tersaji? Cuma satu yang saya sesalkan, gambar dari makanan tidak sempat saya dokumentasikan, dikarenakan gagal fokus dengan makanan yang ada, jadi buru-buru ingin segera menyantap dan menghabiskannya.

 @wawanmj_ - Sore di Pantai Cermin
 
Selesai makan kamipun sejenak rehat sambil menikmati keindahan Pantai Cermin. Menyempatkan diri mengabadikan beberapa jepretan untuk sekedar pelengkap koleksi foto-foto perjalanan di blog ini.  Beruntungnya kami, ketika menginjakkan kaki disini cuaca sangat cerah, pas untuk mengambil gambar-gambar pemandangan pantai yang indah. Padahal selama perjalanan, hujan nggak kunjung berhenti.

Saat meninggalkan lokasi, kami ditegur oleh pemilik warung makan, beliau menyarankan untuk berfoto-foto di Pantai Kata, karena disana banyak spot-spot foto menarik. Namun karena memang waktu sangat terbatas, kami sepakat untuk mengunjungi lokasi tersebut dilain kesempatan. 

Perjalananpun kami lanjutkan, mulai dari menyusuri Pantai Cermin hingga Gandoriah. Hingga akhirnya sampai di Dinas Perikanan dan Kelautan, dimana terdapat penangkaran penyu yang menjadi tujuan utama kami berwisata kemari.



Dengan perasaan girang yang membuncah, apalagi saya termasuk orang yang senang dengan hewan. Di rumah saya juga memelihara salah satu kerabat dari penyu, yakni kura-kura yang sudah bersama saya  lebih kurang 18 tahun. Tapi perasaan saya, kok nggak gede-gede ya? Dari dulu sampai sekarang ukurannya segitu-segitu aja. 

Tanpa berbasa basi saya langsung menuju ke kolam penangkaran penyu. Rasa penasaran terobati ketika bisa melihat langsung keberadaan penyu-penyu yang ada disini. Karena selama ini hanya melihatnya di TV. Jadi ini merupakan moment yang luar biasa ketika bisa melihat secara dekat. 

Disini saya melihat berbagai ragam corak penyu yang berbeda dari satu kolam ke kolam lainnya. Hanya saja saya belum banyak mengetahui tentang jenis-jenis penyu apa saja yang ada disini. Oleh karena itu, saya lebih memprioritaskan untuk mengambil gambar dan video untuk nantinya mencari literasi tentang jenis-jenis penyu ini. Sebenarnya disinipun pengunjung bisa mendapatkan informasi tersebut. Hanya saja seperti yang saya bilang diawal, karena nggak punya banyak waktu, akhirnya hanya sempat mengambil gambar dan video dari penyu-penyu yang ada.



Puas mengambil foto dan juga video penyu-penyu yang berenang dengan lincahnya di kolam penangkaran ini. Perhatian kami teralihkan dengan satu bangunan yang terletak disebelah kolam penangkaran ini. Berwarna oranye yang ternyata merupakan  tempat karantina tukik. Disinilah puluhan hingga ratusan cikal bakal penyu bisa kami lihat. Ruangan ini tertutup namun kami tetap bisa mengintip tukik-tukik berenang dari pintu kaca yang berwarna gelap.

Satu yang menjadi perhatian saya yakni tentang tulisan yang tertera di petunjuk arah ruang karantina tukik ini. Disitu tertulis Ruang Karantina yang dibawahnya tertulis kalimat "save sea turtle". Apa memang masih banyak orang-orang yang memburu penyu untuk dikonsumsi daging ataupun telurnya? Ataupun juga dipergunakan untuk hal-hal lainnya?


#saveseaturtle
 
Memang dulu saat kecil, saya pernah mencoba mengkonsumsi telur penyu. Karena memang dijual bebas. Kisaran harga jualnya saat itu Rp. 2.500,-/butir nya. Dimana harga telur ayam ras berkisar Rp. 500,- /butir. Namun tetap saja telur penyu diminati walaupun harganya bisa dibilang mahal. Hanya saja dulu saya pikir hal ini diperbolehkan, karena mungkin keterbatasan informasi yang didapat. Nggak seperti era jaman now, yang apa-apa sekarang bisa tanya mbah google.

Namun sejak tahu kalo ternyata perburuan terhadap penyu dan telur-telurnya ini di larang dikarenakan hewan ini dikategorikan hampir punah. Saya tidak pernah berminat lagi untuk mengkonsumsi telur penyu hingga saat ini. Bahkan terkadang merasa  geram ketika ada pedagang yang menjual telur penyu. Tapi untungnya belakangan saya sudah tidak pernah lagi melihat ada pedagang yang menjajakan telur penyu dijalanan dan mudah-mudahan memang sudah tidak ada. 


Tukik-tukik yang sedang berenang
 
Mungkin ini didasari juga dengan mitos yang berkembang di masyarakat, yang katanya telur penyu ini berkhasiat untuk menambah stamina atau juga kaya dengan zat gizi. Namun setelah membaca beberapa literasi yang ada, ternyata kolestrol yang terkandung dari telur penyu ini bisa mencapai 20 x telur ayam. Selain itu katanya juga terdapat zat berbahaya yang terkandung dalam telur ini yang bisa mengakibatkan kerusakan saraf, kanker, liver dan beberapa penyakit lainnya.

Apalagi kita tahu perjuangan penyu untuk menetaskan telur-telurnya cukup berat. Mulai dari kembali ke daratan. Bertelur dan nantinya hanya sebagian dari telur yang bisa menetas menjadi tukik. Begitu juga dengan tukik yang ada, hanya sebahagian yang bisa hidup hingga mencapai usia dewasa.Untuk itu di kesempatan kali ini, melalui tulisan saya bersuara, agar kita sama-sama bisa menjaga kelestarian alam kita, terutama terkait dengan keberadaan penyu-penyu di perairan Indonesia. #saveseaturtle 



Agak aneh ya tulisan kali ini, ceritanya jadi melipir kemana-mana, tapi nggak ada salahnya juga, agar setiap perjalanan yang dilakukan, ada pesan  yang bisa diambil dan dijadikan bahan renungan bersama.

Untuk perjalanan pulang nggak ada yang istimewa. Masih dengan mengendarai  sepeda motor, kami kembali ke rumah masing-masing dalam keadaan selamat tanpa ada kekurangan sedikit apapun.
Udah gitu aja... biar kesannya tulisan ini ada ujungnya. Terimakasih untuk anda yang sudah berkunjung ataupun setia menunggu postingan yang ada di blog ini. 


Pantai Cermin - Pariaman


Simak juga Vlog-nya disini!!!





Komentar

Rekomendasi Untuk Anda

Pesona Puncak Kabun Singgalang

Puncak Kabun Singgalang Berburu keindahan alam merupakan salah satu hobi yang kembali tengah saya tekuni belakangan ini. Berbagi foto dan menuliskan segala pengalaman diberbagai tempat yang saya kunjungi merupakan suatu kebanggaan. Terutama jikalau bisa mengekspos tempat-tempat indah yang belum banyak diketahui khalayak ramai. Bahkan waktunya pun sering saya lakukan di jam-jam sibuk perkantoran. Agar dapat menikmati keindahan alam tanpa banyaknya orang atau kendaraan yang berseliweran kesana kemari. Kali ini saya menyaksikan langsung keindahan Puncak Kabun Singgalang yang berada di Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam. Lokasi ini nggak jauh letaknya dari Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) Syekh Bagodaik di Jorong Baringin, Kanagarian Cingkariang. Keasrian alam, sejuknya udara di lokasi ini berpadu dengan keramahan warga sekitar yang mayoritas berprofesi sebagai petani sayur menemani perjalanan kami kali ini.  Siang itu tepatnya setelah Shololat Dzuhur, saya

Langkuik Tinggi (Wisata 5 Air Terjun)

Gerbang Wisata Langkuik Tinggi Tepat sekali kalau Malalak merupakan surga bagi para pencinta air terjun. Terbukti saat kami kembali menginjakkan kaki untuk kedua kalinya ketempat ini, disepanjang jalan kiri dan kanan terpampang berbagai spanduk air terjun. Mulai dari Burai-Burai Langkuik, Burai-Burai Batingkek, Burai-Burai Singkek, Langkuik Tamiang hingga yang saat ini menjadi tujuan kami kali ini yaitu Langkuik Tinggi dan tentunya masih banyak spot-spot air terjun lainnya. Berkumpul Di posko Untuk Mendata Anggota Sampai-sampai ada salah satu media online yang menyatakan kalo Potensi Pariwisata yang ada di Malalak ini seperti membangunkan raksasa yang sedang tidur pulas. Kalo dipikir-pikir memang benar. Karena begitu banyak spot yang belum tergarap dengan baik dan juga belum diketahui oleh banyak pecinta alam. Sangat disayangkan, namun begitulah adanya. View Sebelum Memasuki Hutan   Lokasi Air terjun Langkuik tinggi ini masih berada didaerah Nyiur - Mal

Jelajah Wisata Bukik Baka Park Kamang

D ipostingan sebelumnya " Luak Gadang, Spot Wisata Kekinian ", saya sempat berjanji untuk membahas satu spot wisata lainnya yang masih berada di  lokasi yang sama dengan lokasi pertama ini. Oleh karena itu, di tulisan kali ini saya akan share langsung pengalaman menjelajahi Bukik Baka Park. Lokasi masih berada di Jorong Guguak Rang Pisang, Nagari Kamang Ilia, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam. Lokasi ini hanya bisa diakses dengan berjalan kaki. Mulai dari menyusuri dua kolam yang berada di kaki Bukik Baka yang terbelah dengan sebuah pematang bercor semen. Setelah itu dilanjuti dengan melewati trek bebatuan dan jalan tanah hingga keatas bukit. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 30 menit. Sesampainya diatas saya bisa langsung menikmati keindahan alm dari sebagian Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi. Syukurnya cuaca saat saya melakukan perjalanan sangat cerah dan bersahabat. Sehingga bisa terlihat jelas pemandangan dari gunung, sawah, jalan

Menelusuri Sungai Amazone Ala Situjuah (Embung Baboy)

Pernah kebayang bagaimana rasanya bisa menelusuri hutan belantara yang terbelah oleh aliran sungai? Disinilah tempat yang paling pas buat anda yang menyukai rekreasi sekaligus bisa memacu adrenalin. Ya... Embung Baboy bisa anda jadikan referensi untuk menikmati liburan kali ini.  Lokasi berada di selatan Kabupaten 50 Kota, lebih kurang sekitar 15 KM dari pusat kota Payakumbuh. Tepatnya berada di Jorong Koto, Nagari situjuah Batir, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Lima Puluh Kota. Sekedar informasi, kalau danau mini ini awalnya ditujukan untuk tempat konservasi alam, irigasi dan perikanan. Ternyata memiliki daya tarik pariwisata yang membuat para wisatawan terpukau dengan keindahan alamnya.  Apalagi jika menikmaati keindahan alamnya dengan menggunakan perahu yang telah disediakan warga sekitar. Dengan Jarak tempuh lebih kurang 600 M anda hanya akan membayar Rp. 5000,- per orang, dengan maksimal penumpang satu kapalnya berkisar 8 - 1 0 orang. Namun hati-

Trekking Menelusuri Rimbo Langkuik Tamiang

Akhirnya sampai juga kami disalah satu destinasi yang terletak di Kampung nyiua, Malalak Selatan. Siapa yang menyangka ternyata pesona air terjun yang ada di Kenagarian ini membuat para pencinta alam berbondong-bondong datang untuk menyaksikan maha Karya dari Sang Pencipta. Untuk mencapai lokasi ini sangat gampang. Dari Bukittinggi jalanlah menuju ke Perempatan Padang luar. Belok kanan ke arah jalan Danau Maninjau. Sesampainya di pertigaan simpang Malalak, lalu berbelok kekiri dan ikuti saja jalan yang ada hingga nanti terdapat jalan bercabang dua. Nah sesampainya disini ambil jalan sebelah kanan. Lokasi nantinya berada di sebelah kiri jalan. Sangat diharapkan kehati-hatiannya dalam mengendari kendaraan bermotor, terutama ketika hujan. Dikarenakan disepanjang jalan akan banyak di temui tikungan-tikungan tajam. Untuk waktu tempuh ke lokasi hanya sekitar satu jam-an dari Bukittinggi. Dari kejauahan terlihat spanduk yang bertuliskan Rimbo Langkuik Tamiang. I

Keindahan Panorama Kayu Kolek

Cerita yang tak pernah ada ujungnya ketika membicarakan keindahan alam dari Kabupaten Lima Puluh Kota. Ada saja hal baru yang selalu membuat saya ingin berkunjung dan mengeksplorasi keindahan alam yang ada di daerah ini. Di kesempatan kali ini, saya mencoba menghampiri spot wisata yang berada di daerah dimana pacu itiak merupakan  tradisi bagi masyarakat setempat. Lokasinya berada di Nagari Tanjuang Sikabu-Kabu Padang Panjang, Kecamatan Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota. Tempat wisata ini bernama  Panorama Kayu Kolek . Cuaca siang itu sangat terik, langsung terbayang keindahan pemandangan alam yang nantinya bisa didapatkan disini. Hanya saja sesampainya di lokasi yang dimaksud. View panorama diselimuti kabut yang cukup tebal. Sehingga membatasi jarak pandang. Namun tentunya tidak mengurangi keindahannya. Disini pengunjung bisa menikmati keindahan alam sambil ber-swafoto. Juga bisa menikmati beragam panganan yang dijajakan. Nggak ketinggalan, bersantai di sore ha

Cliff Jumping Di Sironjong Ketek

Meloncat dari ketinggian 20 meter... Bagaimana Keseruannya???  

Berkunjung Ke Masjid Samudera Ilahi, Ikon Baru Pesisir Selatan

Perjalanan di Pesisir Selatan pun masih kami lanjutkan. Kali ini dikarenakan hari sudah semakin sore, kami memutuskan untuk segera mencari penginapan di sekitaran Pantai Carocok. Mudah-mudahan masih keburu untuk menikmati sunset disana. Sesampainya di Pantai Carocok. Pandangan saya tertuju pada masjid yang baru saja diresmikan di awal Bulan Februari 2021 ini. Masjid Samudera Ilahi atau lebih dikenal dengan Masjid Terapung Pantai Carocok. Seketika kami menunda dulu untuk mencari tempat penginapan dan melihat-lihat suasana masjid yang berada di bibir Pantai ikonik Pesisir Selatan ini. Biar bisa sekalian merasakan suasana Sholat Maghrib disini. Sekedar informasi dari beberapa sumber yang saya baca katanya masjid yang berada di Painan, IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan ini dibangun di lahan seluas 1795 m². Selain itu mesjid dengan 2 menara setinggi 32 meter ini mampu menampung kisaran 300 orang jamaah. Correct me if I am wrong ya! Sesampainya di masjid ini kami langsung berkeliling dan

Dokumentasi Perjalanan Menuju Air Terjun Sarasah (Nyiak Sabi - Palupuah)

  Senangnya ketika bisa mewujudkan rencana untuk Hiking ke daerah Palupuah. Tepatnya pada hari Minggu tanggal 1 Februari 2015 Saya dan rekan-rekan mencoba untuk menelusuri salah satu objek wisata yang berada di Daerah Palupuah Kabupaten Agam. Objek yang jadi tujuan kami pada kesempatan kali ini adalah Air Terjun Sarasah Nyiak Sabi. Lokasi berada di Jorong Angge Palimbatan, Nagari Pasie Laweh, Kecamatan Palupuah Kabupaten Agam yang berada sekitar 5 KM dari pemukiman penduduk yang berada di Jorong   tersebut.   Untuk menuju lokasi, medan yang ditempuh membuat mata kita dimanjakan dengan suasana persawahan yang terhampar menguning. Bila kita merasa lelah, tinggal meminta izin kepada para petani yang sedang berada disawah untuk meminjam pondok peristirahatnya sambil menikmati bekal yang ada. Sembari berjalan menelusuri pematang sawah, sesekali kita   akan    melintasi   jembatan gantung, disini yang saya khawatirkan bukan masalah jatuhnya tapi lebih kepada kasihan dengan

Melepas Lelah Di Pantai Tiku…

S ore menjelang, dengan sedikit kebesaran hati kami harus meninggalkan keindahan Pantai Gandoriah, kami kembali menaiki kendaraan masing-masing dan segera bergegas menuju tempat selanjutnya. Kali ini perjalanan diteruskan menuju pantai Tiku. Letak Pantai Tiku dari Gandoriah tidak begitu jauh, hanya berkisar 30-45 menit, pemandangan disini juga nggak kalah indahnya. lokasi pantai ini terletak di Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam. Nggak seperti di Pantai Gondoria , antusias saya untuk bermain di air laut mulai menurun. Bukan berarti tempat ini tidak bagus, hanya saja kelelahan seharian berada di pantai, membuat saya hanya ingin menikmati pemandangan sambil sesekali duduk dibibir pantai untuk menyaksikan teman-teman dan pengunjung lain yang asyik berlarian saat dikejar ombak. Disatu sisi ada yang menikmati keindahan pantai dengan tidur dibawah pohon Kelapa, dan ada yang hanya duduk-duduk sambil menyantap cemilan di lapak-lapak yang sudah disediakan pedagang yang ad

Popular Posts

Ondeh Mandeh Rancak Bana

Bermalam Di Kawasan Pemandian Aie Angek Bukik Kili

Jelajah Wisata Bukik Baka Park Kamang

Pengalaman Booking Hotel Di Kuala Lumpur Menggunakan OYO Rooms

Pesona Puncak Kabun Singgalang

Setelah Mendaftar Antrian Paspor Online, Apalagi Yang Harus Dilakukan? - Kantor Imigrasi Agam

Ngopi Sejenak Di Tepian Toba

Berkunjung Ke Rumah Apung Di Kampung Mandas Taroesan

Langkuik Tinggi (Wisata 5 Air Terjun)

Banto Royo, Wisata Alam Nan Eksotis Di Agam