Langsung ke konten utama

Belum Berkesempatan Ke Raja Ampat? Mungkin Ulu Kasok Bisa Jadi Alternatifnya!




Lokasi ini bernama Ulu Kasok atau lebih dikenal dengan julukan "Raja Ampat-nya Riau". Kalimat yang sangat mainstream untuk memulai sebuah tulisan. Namun paling tidak lebih gampang muncul di pencarian google ketika netizen memasukkan kata kunci "Raja Ampat Riau, Raja Ampat KW ataupun Raja Ampat Kampar.

Lokasinya sangat mudah di akses baik itu dari atau menuju Pekanbaru. Terlihat dengan jelas keberadaannya dari jalanan karena posko dari objek wisata yang sudah beroperasi dari tahun 2017 ini berada di tepi jalan. 

Sebelum sampai di lokasi, nantinya para pengunjung akan disuguhi pemandangan pepohonan di kiri kanan jalan berliku. Membuat perjalanan yang kami lalui menjadi tidak membosankan. Hal inilah yang saya nikmati sebelum kembali ke Bukittinggi. 

Sesampainya di posko Wisata kebanggaan masyarakat Kampar ini, pengunjung akan dipungut biaya karcis masuk sebesar Rp. 10.000,-/orang dan untuk kendaraan dikenakan tarif Rp. 5.000,-/mobil.


Ada beberapa cara untuk sampai ke Puncak Ulu Kasok ini. Bisa dengan menggunakan kendaraan pribadi seperti yang saya dan rekan-rekan lakukan. Selain itu juga bisa dengan menyewa ojek yang ada disini. Untuk tarif dari ojek sendiri saya kurang tahu hanya saja dari beberapa komentar pengguna google menyatakan bahwa untuk pulang pergi menggunakan jasa ojek dikenakan biaya Rp. 20.000,-/orang.

Selain itu bagi yang hobi trekking, nggak ada salahnya menyusuri trek yang ada disini dengan berjalan kaki sejauh 500 meter. Pastinya bakal jadi pengalaman yang sangat mengesankan. Selain menikmati keindahan alamnya juga bisa menikmati perjalanannya lebih detail sambil mengabadikan beberapa momen indah disepanjang perjalanan, ya nggak?
Sesampainya diparkiran ternyata sudah terlihat begitu tingginya antusias pengunjung yang datang kemari untuk menikmati keindahan alam Ulu Kasok. Terlihat dari banyaknya kendaraan parkir dan juga dari kejauhan puluhan orang sibuk mengabadikan gambar mengarah ke Danau dan pulau-pulau kecil yang berada di tengahnya.



Jadi menurut beberapa sumber yang saya baca, bahwasanya dulunya daerah ini adalah kawasan perkampungan. Namun dikarenakan adanya proyek PLTA di tahun 1991, desa yang ada disini ditenggelamkan dan desa ini sendiri sebelumnya sudah direlokasikan ke desa tetangga. 

Namun tentunya tidak semua perbukitan yang ada disini tenggelam. Sehingga pemandangan yang terlihat seperti pulau terapung dari kejauhan tersebut merupakan Pemandangan dari Bukit yang masih tersisa. Inilah yang menjadi daya tarik tersendiri sehingga terlihat mirip dengan kawasan eksotis Raja Ampat.



Sebelum sampai ke Puncaknya di kiri dan kanan jalan terdapat warung-warung yang menjajakan makanan ringan ataupun kedai kopi. Saat menunggu antrian berfoto tentunya juga bisa menikmati keindahan alam sembari menyantap kudapan ringan ataupun minuman. Jadi buat pengunjung yang nggak sempat menyiapkan bekal, nggak perlu khawatir. Semua bisa didapatkan disini.

Sesampainya di lokasi saya dan rekan-rekan langsung mencari spot yang menarik untuk kebutuhan social media. Anak jaman Now, apa-apa perlu selfie, ya kan? Hahaha... Mulailah menyusuri spot demi spot. Walaupun sangat ramai, namun ada saja cara kami untuk berbagi tempat foto dengan pengunjung lainnya.

Disini juga disediakan jasa foto profesional untuk mengabadikan momen indah para pengunjung. Untuk tarifnya bisa ditanyakan dan nego langsung ke fotografernya. Pastinya harga yang ditawarkan sangat terjangkau. Dikesempatan kali inipun kami mencoba menggunakan jasa fotografer untuk mengabadikan momen kebersamaan agar telihat lebih menarik.

 Simak vlognya disini!!!

Pemandangan yang indah, udara yang segar serta cuaca yang sangat bersahabat di siang itu membuat kami merasa puas menikmati segala keindahan yang ada di depan mata. Hanya saja yang perlu menjadi perhatian kita bersama yakni masalah sampah. Mudah-mudahan kita sebagai traveler bisa belajar untuk bijak terkait permasalahan sampah. Alangkah baiknya bungkus makanan/minuman yang kita bawa keatas dibawa kembali kebawah atau dimasukan ke tempat sampah. Terkesan sepele, namun susah untuk dilakukan. Agar alam kita tentunya tetap terjaga dengan baik dan makin banyak wisatawan yang mau berkunjung kesini. 




Disini saya bukan bermaksud mengajarkan atau menggurui. Hanya saja juga melalui tulisan ini saya mengingatkan diri sendiri untuk selalu menjaga lingkungan kita dengan cara yang sangat sederhana. Agar nantinya wisatawan lainpun bisa menikmati apa yang kita nikmati dan rasakan saat ini, setuju?

"Jangan tinggalkan sesuatu selain jejak, jangan ambil sesuatu selain Gambar". Inilah mungkin yang perlu selalu kita renungkan sebagai traveler yang baik. Semoga bermanfaat ya...

Komentar

Rekomendasi Untuk Anda

Pesona Puncak Kabun Singgalang

Puncak Kabun Singgalang Berburu keindahan alam merupakan salah satu hobi yang kembali tengah saya tekuni belakangan ini. Berbagi foto dan menuliskan segala pengalaman diberbagai tempat yang saya kunjungi merupakan suatu kebanggaan. Terutama jikalau bisa mengekspos tempat-tempat indah yang belum banyak diketahui khalayak ramai. Bahkan waktunya pun sering saya lakukan di jam-jam sibuk perkantoran. Agar dapat menikmati keindahan alam tanpa banyaknya orang atau kendaraan yang berseliweran kesana kemari. Kali ini saya menyaksikan langsung keindahan Puncak Kabun Singgalang yang berada di Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam. Lokasi ini nggak jauh letaknya dari Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) Syekh Bagodaik di Jorong Baringin, Kanagarian Cingkariang. Keasrian alam, sejuknya udara di lokasi ini berpadu dengan keramahan warga sekitar yang mayoritas berprofesi sebagai petani sayur menemani perjalanan kami kali ini.  Siang itu tepatnya setelah Shololat Dzuhur, saya

Berkunjung Ke Masjid Samudera Ilahi, Ikon Baru Pesisir Selatan

Perjalanan di Pesisir Selatan pun masih kami lanjutkan. Kali ini dikarenakan hari sudah semakin sore, kami memutuskan untuk segera mencari penginapan di sekitaran Pantai Carocok. Mudah-mudahan masih keburu untuk menikmati sunset disana. Sesampainya di Pantai Carocok. Pandangan saya tertuju pada masjid yang baru saja diresmikan di awal Bulan Februari 2021 ini. Masjid Samudera Ilahi atau lebih dikenal dengan Masjid Terapung Pantai Carocok. Seketika kami menunda dulu untuk mencari tempat penginapan dan melihat-lihat suasana masjid yang berada di bibir Pantai ikonik Pesisir Selatan ini. Biar bisa sekalian merasakan suasana Sholat Maghrib disini. Sekedar informasi dari beberapa sumber yang saya baca katanya masjid yang berada di Painan, IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan ini dibangun di lahan seluas 1795 m². Selain itu mesjid dengan 2 menara setinggi 32 meter ini mampu menampung kisaran 300 orang jamaah. Correct me if I am wrong ya! Sesampainya di masjid ini kami langsung berkeliling dan

Trekking Menelusuri Rimbo Langkuik Tamiang

Akhirnya sampai juga kami disalah satu destinasi yang terletak di Kampung nyiua, Malalak Selatan. Siapa yang menyangka ternyata pesona air terjun yang ada di Kenagarian ini membuat para pencinta alam berbondong-bondong datang untuk menyaksikan maha Karya dari Sang Pencipta. Untuk mencapai lokasi ini sangat gampang. Dari Bukittinggi jalanlah menuju ke Perempatan Padang luar. Belok kanan ke arah jalan Danau Maninjau. Sesampainya di pertigaan simpang Malalak, lalu berbelok kekiri dan ikuti saja jalan yang ada hingga nanti terdapat jalan bercabang dua. Nah sesampainya disini ambil jalan sebelah kanan. Lokasi nantinya berada di sebelah kiri jalan. Sangat diharapkan kehati-hatiannya dalam mengendari kendaraan bermotor, terutama ketika hujan. Dikarenakan disepanjang jalan akan banyak di temui tikungan-tikungan tajam. Untuk waktu tempuh ke lokasi hanya sekitar satu jam-an dari Bukittinggi. Dari kejauahan terlihat spanduk yang bertuliskan Rimbo Langkuik Tamiang. I

Bermalam Di Kawasan Pemandian Aie Angek Bukik Kili

Perjalanan ini dimulai pada malam minggu. Saat itu saya dan teman seperjalanan ingin menikmati pemandian air panas yang ada di Kota Solok terlebih dahulu. Karena memang dalam perencanaan mengelilingi Kota Sawahlunto di keesokan harinya. Oleh karena itu kami sengaja berangkat setelah waktu ashar dengan mengendarai dua sepeda motor. Sebelum sampai di lokasi pemandian kami menyengajakan untuk mengulur waktu dengan menikmati pemandangan sekitaran Danau Singkarak sambil ditemani petikan gitar dan kopi sore.   Perjalanan baru kami lanjutkan selepas Maghrib hingga akhirnya kami sampai ke lokasi pemandian Aia Angek Bukik Kili (Pemandian Air Panas Bukit Kili) Solok sekitar pukul 20.00 WIB. Sesampainya di gerbang kami langsung membayar karcis masuk sebesar Rp. 5.000,-/ orang. Sangat terjangkau bukan? Lokasi dari pemandian air panas ini sangat gampang diakses. Terletak di Nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok. Jika menggunakan kendaraan hanya berkisar

Langkuik Tinggi (Wisata 5 Air Terjun)

Gerbang Wisata Langkuik Tinggi Tepat sekali kalau Malalak merupakan surga bagi para pencinta air terjun. Terbukti saat kami kembali menginjakkan kaki untuk kedua kalinya ketempat ini, disepanjang jalan kiri dan kanan terpampang berbagai spanduk air terjun. Mulai dari Burai-Burai Langkuik, Burai-Burai Batingkek, Burai-Burai Singkek, Langkuik Tamiang hingga yang saat ini menjadi tujuan kami kali ini yaitu Langkuik Tinggi dan tentunya masih banyak spot-spot air terjun lainnya. Berkumpul Di posko Untuk Mendata Anggota Sampai-sampai ada salah satu media online yang menyatakan kalo Potensi Pariwisata yang ada di Malalak ini seperti membangunkan raksasa yang sedang tidur pulas. Kalo dipikir-pikir memang benar. Karena begitu banyak spot yang belum tergarap dengan baik dan juga belum diketahui oleh banyak pecinta alam. Sangat disayangkan, namun begitulah adanya. View Sebelum Memasuki Hutan   Lokasi Air terjun Langkuik tinggi ini masih berada didaerah Nyiur - Mal

Menelusuri Sungai Amazone Ala Situjuah (Embung Baboy)

Pernah kebayang bagaimana rasanya bisa menelusuri hutan belantara yang terbelah oleh aliran sungai? Disinilah tempat yang paling pas buat anda yang menyukai rekreasi sekaligus bisa memacu adrenalin. Ya... Embung Baboy bisa anda jadikan referensi untuk menikmati liburan kali ini.  Lokasi berada di selatan Kabupaten 50 Kota, lebih kurang sekitar 15 KM dari pusat kota Payakumbuh. Tepatnya berada di Jorong Koto, Nagari situjuah Batir, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Lima Puluh Kota. Sekedar informasi, kalau danau mini ini awalnya ditujukan untuk tempat konservasi alam, irigasi dan perikanan. Ternyata memiliki daya tarik pariwisata yang membuat para wisatawan terpukau dengan keindahan alamnya.  Apalagi jika menikmaati keindahan alamnya dengan menggunakan perahu yang telah disediakan warga sekitar. Dengan Jarak tempuh lebih kurang 600 M anda hanya akan membayar Rp. 5000,- per orang, dengan maksimal penumpang satu kapalnya berkisar 8 - 1 0 orang. Namun hati-

Jelajah Wisata Bukik Baka Park Kamang

D ipostingan sebelumnya " Luak Gadang, Spot Wisata Kekinian ", saya sempat berjanji untuk membahas satu spot wisata lainnya yang masih berada di  lokasi yang sama dengan lokasi pertama ini. Oleh karena itu, di tulisan kali ini saya akan share langsung pengalaman menjelajahi Bukik Baka Park. Lokasi masih berada di Jorong Guguak Rang Pisang, Nagari Kamang Ilia, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam. Lokasi ini hanya bisa diakses dengan berjalan kaki. Mulai dari menyusuri dua kolam yang berada di kaki Bukik Baka yang terbelah dengan sebuah pematang bercor semen. Setelah itu dilanjuti dengan melewati trek bebatuan dan jalan tanah hingga keatas bukit. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 30 menit. Sesampainya diatas saya bisa langsung menikmati keindahan alm dari sebagian Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi. Syukurnya cuaca saat saya melakukan perjalanan sangat cerah dan bersahabat. Sehingga bisa terlihat jelas pemandangan dari gunung, sawah, jalan

Keindahan Panorama Kayu Kolek

Cerita yang tak pernah ada ujungnya ketika membicarakan keindahan alam dari Kabupaten Lima Puluh Kota. Ada saja hal baru yang selalu membuat saya ingin berkunjung dan mengeksplorasi keindahan alam yang ada di daerah ini. Di kesempatan kali ini, saya mencoba menghampiri spot wisata yang berada di daerah dimana pacu itiak merupakan  tradisi bagi masyarakat setempat. Lokasinya berada di Nagari Tanjuang Sikabu-Kabu Padang Panjang, Kecamatan Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota. Tempat wisata ini bernama  Panorama Kayu Kolek . Cuaca siang itu sangat terik, langsung terbayang keindahan pemandangan alam yang nantinya bisa didapatkan disini. Hanya saja sesampainya di lokasi yang dimaksud. View panorama diselimuti kabut yang cukup tebal. Sehingga membatasi jarak pandang. Namun tentunya tidak mengurangi keindahannya. Disini pengunjung bisa menikmati keindahan alam sambil ber-swafoto. Juga bisa menikmati beragam panganan yang dijajakan. Nggak ketinggalan, bersantai di sore ha

Catatan Perjalananku Di Pulau Pasumpahan

Pulau Pasumpahan Sebelum saya mulai dengan cerita ini, saya akan share kalo tulisan ini juga sudah pernah di posting di tahun 2015 silam. Namun dengan sedikit pembaharuan tanpa menghilangkan tulisan yang lama, akhirnya tulisan ini kembali di revisi dengan berbagai penambahan yang sempat saya tuliskan juga di buku pertama saya “ Catatan Si Tukang Jalan ”.. Selain itu tulisan ini juga sudah sempat di terbitkan di website  infosumbar.net dengan judul “Pulau Pasumpahan, Awal  Mula Kisah Si Anak Durhaka”. Kalo sudah selesai berbasa-basinya langsung saja kita mulai ceritanya ya... Apa yang pertama  kali terlintas dibenak anda, ketika mendengarkan kata Pasumpahan? Kalo anda cermati dengan seksama ada kata “sumpah” yang terkandung didalamnya. Pasti anda akan bertanya- tanya apa sebenarnya makna dibalik kata Pasumpahan ini?  Info yang saya peroleh langsung dari Pak Ali, warga setempat yang kebetulan juga mengantarkan saya beserta rekan-rekan berekreasi ke pulau ini, bahwasanya 

Dokumentasi Perjalanan Menuju Air Terjun Sarasah (Nyiak Sabi - Palupuah)

  Senangnya ketika bisa mewujudkan rencana untuk Hiking ke daerah Palupuah. Tepatnya pada hari Minggu tanggal 1 Februari 2015 Saya dan rekan-rekan mencoba untuk menelusuri salah satu objek wisata yang berada di Daerah Palupuah Kabupaten Agam. Objek yang jadi tujuan kami pada kesempatan kali ini adalah Air Terjun Sarasah Nyiak Sabi. Lokasi berada di Jorong Angge Palimbatan, Nagari Pasie Laweh, Kecamatan Palupuah Kabupaten Agam yang berada sekitar 5 KM dari pemukiman penduduk yang berada di Jorong   tersebut.   Untuk menuju lokasi, medan yang ditempuh membuat mata kita dimanjakan dengan suasana persawahan yang terhampar menguning. Bila kita merasa lelah, tinggal meminta izin kepada para petani yang sedang berada disawah untuk meminjam pondok peristirahatnya sambil menikmati bekal yang ada. Sembari berjalan menelusuri pematang sawah, sesekali kita   akan    melintasi   jembatan gantung, disini yang saya khawatirkan bukan masalah jatuhnya tapi lebih kepada kasihan dengan

Popular Posts

Ondeh Mandeh Rancak Bana

Bermalam Di Kawasan Pemandian Aie Angek Bukik Kili

Pesona Puncak Kabun Singgalang

Berkunjung Ke Masjid Samudera Ilahi, Ikon Baru Pesisir Selatan

Jelajah Wisata Bukik Baka Park Kamang

Setelah Mendaftar Antrian Paspor Online, Apalagi Yang Harus Dilakukan? - Kantor Imigrasi Agam

Pengalaman Booking Hotel Di Kuala Lumpur Menggunakan OYO Rooms

Ngopi Sejenak Di Tepian Toba

Berkunjung Ke Rumah Apung Di Kampung Mandas Taroesan

Langkuik Tinggi (Wisata 5 Air Terjun)