Salah satu kegiatan tahunan yang dilakukan di tempat saya berkerja adalah pemberian penghargaan / reward kepada mitra yang berhasil mencapai target penjualan setiap tahunnya. Tahun ini kebetulan di laksanakan di Sumatera Barat. Pastinya beragam objek wisata dan juga kebudayaan Minang diperkenalkan dalam kegiatan ini.
Sebut saja berapa lokasi yang sudah dikunjungi mereka dua hari kebelakang, seperti Istano Pagaruyuang, Lembah harau, Ngarai Sianok, Jam Gadang dan masih banyak lainnya. Hanya saja di dua hari kebelakang saya tidak bisa berpartisipasi. Dikarenakan ada kegiatan literasi keuangan serta kegiatan sosial lainnya yang harus saya hadiri.
Fajar Sabtu menjelang, seluruh mitra yang saat itu menetap di Hotel Novotel Bukittinggi bersiap-siap menuju Lawang Park dengan menaiki bis mereka masing-masing. Bergaya serba hitam bak para pesilat handal mereka menaiki bis dengan semangat. Dikarenakan memang akan diadakan silat masal di objek wisata yang berlatarkan pemandangan Danau Maninjau ini.
Setelah rombongan berangkat. Sayapun berangkat dengan kendaraan yang berbeda. Entah apa yang sudah dilakukan oleh para mitra yang ada di rombongan tersebut di Lawang Park. Namun yang jelas sesampainya di lokasi, silat masal sudah dilaksanakan dan terpancar wajah ceria dari masing-masing orang yang ada disana sambil menirukan gerakan silat oleh pelatihnya. Terpancar aura kecerian dari wajah orang-orang yang ada disana dalam mengikuti sesi latihan silat pagi itu.
Saat itu saya mulai mendokumentasikan kegiatan yang ada. Merekam video dan mengambil beberapa foto untuk sekedar dodokumentasikan. Nggak lama waktu berselang, latihan silatpun berakhir. Nah disini, rekan-rekan yang sudah lelah membakar kalori dengan latihan bela diri inipun dihibur dengan tabuhan gendang yang diselingi dengan atraksi debus. Para mitra yang ada disinipun sontak bahagia karena dapat melihat langsung atraksi ini secara langsung. Apalagi yang membawakan pertunjukan ini adalah anak kecil, lebih kurang usia 5-6 tahun. Teriakan demi teriakan terdengar ketika senjata tajam menggesek tangan, lidah, leher anak tersebut.
Selesai atraksi debus, kamipun menikmati coffee break ditemani hujan badai yang lumayan deras. Namun nggak berlangsung lama. Jadi segala kegiatan masih bisa tetap dilanjutkan ditanda yang telah disediakan yang juga langsung diiringi live music yang disediakan panitia.
Coffee break dan disusul makan siang pun selesai. Ada yang sudah juga menunaikan ibadah sholat Dzuhur, ada juga yang sudah puas mencuri-curi waktu untuk sekedar sselfie atau bahkan saya yang sudah siap menikmati kopi panas di sebuah kedai kopi yang tak jauh dari lokasi tempat dilaksanakannya acara.
Tak lama waktu berselang akhirnya panitia menghimbau kepada seluruh mitra yang ada untuk kembali ke tenda. Nah, di kegiatan kali ini kami dibagi ke beberapa kelompok kecil dan diberikan satu layang-layang berwarna putih dan spidol per kelompoknya. Disini kami disuruh mengkreasikan layang-layang ini se kreatif mungkin. Ada yang menuliskan harapan ataupun mimpi yang ingin dicapai ditahun 2019 ini, ada yang sekedar menuliskan nama atau bahkan menggambar bebas. Semuanya kembali ke kreatifitas masing-masing
Di kelompok saya juga melakukan hal yang sama. Bahkan disini kami menuliskan mimpi-mimpi agar lebih semangat kejar target lagi di tahun 2019. Ya mudah-mudahan apapun itu mimpi yang kami tuliskan nantinya dapat menjadi kenyataan. Walaupun layang-layang yang kami terbangkan hanya mampu bertahan sebentar di udara. Namun tidak dengan mimpi-mimpi kami, yang mudah-mudahan akan terwujud dari setiap usaha dan doa yang dilakukan.
Komentar
Posting Komentar